Rilpolitik.com, Jakarta – Partai Solidaritas Indonesia (PSI) mengunggah sebuah video pendek berisi siluet putra bungsu Presiden Joko Widodo, Kaesang Pangarep. Pada video itu, muncul narasi yang diduga suara Kaesang. Dalam videonya, pria itu menggunakan nama samaran “Mawar”.
Si Mawar yang mengaku tidak memiliki pengalaman di politik menyatakan diri untuk terjun ke politik demi menjadikan Indonesia lebih baik.
Pengamat politik Adi Prayitno menyindir nama “Mawar” itu. Ia mempertanyakan siapa sebenarnya Mawar itu. Menurutnya, jika Mawar adalah anak penguasa negeri ini, maka pilihan untuk masuk ke PSI tidak tepat. Sebab, PSI belum lolos Senayan.
“Mawar itu siapa? Kalau ia anak penggede, lalu masuk partai tak lolos Senayan, namanya ‘menyungsepkan diri’,” kata Direktur Eksekutif Parameter Politik Indonesia itu dalam platform media sosialnya seperti Rilpolitik.com kutip pada Jumat (22/9/2023).
Ia mengatakan, jika Mawar yang merupakan anak penguasa masuk PSI hanya dapat hebohnya saja, tetapi tidak sebanding dengan besarnya kekuatan politik yang saat ini dipegang keluarganya.
“Kekuatan politiknya tak sebanding dengan hebohnya. Tak layak petantang-petenteng,” ujarnya.
Dosen Politik UIN Syarif Hidayatullah Jakarta itu justru menyarankan si Mawar untuk bergabung ke partai besar ketimbang masuk partai yang belum punya perwakilan di Senayan.
“Kalau mau, mawar mesti ikut partai besar juga. Jangan silau dengan tepuk tangan medsos,” tukasnya.
Diketahui, dalam video pendek yang diunggah PSI, Kaesang yang menggunakan nama samaran Mawar mengungkapkan keputusannya untuk masuk politik.
“Namaku Mawar, bukan nama sebenarnya. Saat ini aku sudah memantapkan hati untuk masuk ke politik” katanya.
Kaesang mengatakan, tujuannya masuk ke politik untuk menjadikan Indonesia yang lebih baik.
“Aku memang belum punya pengalaman di politik. Namun, aku punya tujuan yang besar, untuk Indonesia lebih baik,” ujarnya.
“Semoga jalan yang aku pilih adalah jalan yang benar,” pungkasnya.
Video tersebut diakhiri dengan siluet wajah Kaesang dengan latar merah dan ditutup dengan logo PSI.
(Abn/Rilpolitik)
