DaerahHukum

Ungkap Pemalakan Terhadap Kelompok Tani di Sumenep, Fauzi As Singgung Klaim Pemerintahan Bersih

5966
×

Ungkap Pemalakan Terhadap Kelompok Tani di Sumenep, Fauzi As Singgung Klaim Pemerintahan Bersih

Sebarkan artikel ini
Ilustrasi: Totabuan.co

SUMENEP, Rilpolitik.com – Salah satu kelompok tani di Kecamatan Batuputih, Kabupaten Sumenep disebut menjadi korban pemalakan oknum koordinator penyuluh pertanian kecamatan setempat yang notabene seorang aparatur sipil negara (ASN).

Hal itu diungkap oleh pengamat kebijakan publik, Fauzi As dalam diskusi publik bertajuk, “Politik Gentong Babi: Membongkar Praktik Culas Bandar di Pilkada Madura” yang digelar rilpolitikcom pada Jumat (22/11/2024).

Tak tanggung-tanggung, besaran pungutan liar (pungli) itu mencapai Rp 28.500.000 (Rp28,5 juta). Kasus ini disebut berawal dari salah satu kelompok tani di Kecamatan Batuputih yang mendapat bantuan berupa pengeboran air dari pemerintah daerah.

Mirisnya, pungli terjadi saat Bupati Sumenep nonaktif yang kini jadi Cabup nomor 2, Achmad Fauzi Wongsojudo mengklaim telah menjalankan pemerintahan yang bersih di debat kedua Pilkada Sumenep 2024 beberapa waktu lalu.

Tak cukup memalak, oknum ASN itu juga disebut meminta baliho paslon rival politik petahana, KH Ali Fikri-Unais Ali Hisyam (FINAL) untuk dipindah jauh dari rumah penerima bantuan.

“Saya inget perdebatan sebelum yang terakhir ini ya, malem hari itu saya ditelepon oleh temen-temen dari Batuputih, ada satu kelompok tani yang dapat bantuan dari pemerintah daerah pengeboran air. Saya ditelfon oleh salah satu tokoh, karena ada baliho pasangan FINAL begitu, kemudian disuruh singkirkan agak menjauh dari rumahnya yang mendapat bantuan,” cerita Fauzi.

“Saya amati itu. Akhirnya sang tokoh ini menyampaikan bahwa kelompok tani ini dimintai sejumlah uang. Pertama, kalau tidak salah Rp18.500.000, yang kedua Rp10 juta oleh koordinator penyuluh pertanian Kecamatan Batuputih,” tuturnya.

Fauzi As kemudian mengaitkan kasus pemalakan itu dengan klaim Achmad Fauzi bahwa pihaknya telah menjalankan pemerintahan yang bersih selama memimpin Kabupaten Sumenep. Menurutnya, hal itu menunjukkan keanehan. Sebab, tak sejalan antara klaim dan realita yang terjadi di lapangan.

“Saya merasa aneh, malam hari Fauzi dalam debat mengatakan bahwa dia sudah berhasil menjalankan pemerintahan yang bersih, tetapi paginya ada pemungut yang datang ke salah satu kelompok tani yang mendapat bantuan minta duit,” ujarnya.

“Jadi belum kering omongannya (Achmad Fauzi) gitu, sudah ada yang memalak di bawah. Kan itu keanehan di Sumenep ini,” imbuhnya.

Sebelumnya, Fauzi As menyoroti aksi bagi-bagi uang yang dilakukan Ketua Badan Anggaran (Banggar) DPR RI Said Abdullah menjelang Pilkada Sumenep 2024. Menurutnya, aksi dari paman cabup petahana Sumenep Achmad Fauzi itu merupakan praktik politik gentong babi. Bahkan, katanya, lebih dari sekadar itu. Dia menyebut aksi bagi-bagi uang oleh Said itu dobel politik gentong babi.

“Kenapa saya bilang ini dobel politik gentong babi? Karena pungutan yang seperti tadi itu kan duit rakyat. Yang saya menyampaikan tadi Rp 28.500.000. Nah, bayangkan kalau ada pejabat atau ASN yang meminta duit pada rakyat habis itu digunakan untuk kepentingan politik Fauzi misalkan. Ini kan dobel. Artinya, tidak hanya mengeluarkan anggaran negara untuk kepentingan politik, tetapi rakyat pun dipalak untuk kepentingan politik,” ucapnya.

(Ah/rilpolitik)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *