SUMENEP, Rilpolitik.com – Ketua Lembaga Konsultasi dan Bantuan Hukum (LKBH) IAIN Madura, Sulaisi Abdurrazaq mengungkap jomplangnya pembangunan antara daratan dan kepulauan di Kabupaten Sumenep.
Dia mencontohkan infrastruktur jalan di kepulauan yang sangat buruk di bawah kepemimpinan Bupati Achmad Fauzi Wongsojudo.
Pernyataan itu disampaikan Sulaisi dalam acara debat terbuka membedah visi-misi Paslon Pilkada Sumenep yang digelar Radar Madura pada Selasa (24/9/2024).
Mulanya, Sulaisi yang merupakan relawan Final, Pasangan Calon Bupati dan Wakil Bupati KH Ali Fikri-KH Unais Ali Hisyam, itu mengatakan bahwa Paslon Final menempatkan isu keadilan di posisi yang cukup penting. Sebab, dia berpandangan bahwa tidak ada keadilan pembangunan di Sumenep antara daratan dan kepulauan selama kepemimpinan Achmad Fauzi yang kini maju kembali di Pilkada 2024.
“Dalam konteks pembangunan di Sumenep ini bagi kami tidak ada keadilan. Fasilitas antara rakyat kepulauan dan rakyat di daratan jauh jomplang. Bahkan dipenuhi dengan janji-janji untuk membangun,” kata Sulaisi.
Dia menceritakan peristiwa yang dialami seorang warga kepulauan, tepatnya warga Saobi, Kecamatan Kangayan, yang sampai melahirkan di tengah jalan saat hendak dirujuk ke RSUD Moh Anwar di Sumenep pada 2021 lalu. Menurutnya, selain karena buruknya infrastruktur kesehatan, itu juga menunjukkan buruknya infrastruktur jalan di kepulauan.
Dia mengatakan rusaknya infrasturktur jalan telah menyebabkan perempuan hamil melahirkan di tengah jalan.
“Jadi dari Saubi dia mengandung dan mau melahirkan, lalu karena fasilitas di kepulauan itu tidak memadai dia akan dirujuk ke RSUD Moh Anwar di Sumenep. Begitu mau dirujuk, infrastruktur jalan untuk membawa seorang ibu yang sudah mau melahirkan ini dari Saubi, dari Kecamatan Kangayan ke Arjasa saja itu bisa lahir di tengah jalan,” ungkap Sulaisi.
Bahkan dari saking parahnya, kata Sulaisi, laki-laki pun yang melintasi jalan tersebut bisa kena hernia atau turun berok.
“Laki-laki bisa hernia. Apalagi orang hamil. Laki-laki bisa hernia di situ naik sepeda motor dengan kecepatan tinggi,” ujarnya.
“Dan itu terjadi sampai saat ini, di zaman pemerintahan, di zaman republik ini sudah maju masih ada yang terasing, masih ada yang marjinal, masih ada yang tertindas,” tegas dia.
Sebab itu, katanya, perlu adanya pemerataan pembangunan ke depan baik di kepulauan maupun daratan. Karenanya, Paslon Final mengusung visi keadilan.
(Ah/rilpolitik)