DaerahSerba-serbi

DKPP Klaim Kasus LSD di Sumenep Sudah Landai

×

DKPP Klaim Kasus LSD di Sumenep Sudah Landai

Sebarkan artikel ini
Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kabupaten Sumenep, Chainur Rasyid.

SUMENEP, Rilpolitik.com – Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kabupaten Sumenep, Chainur Rasyid mengklaim kasus Lumpy Skin Disease (LSD) atau penyakit kulit berbenjol pada sapi di wilayah Sumenep sudah menunjukkan tren penurunan sejak Maret-April.

Hal itu diketahui dari semakin rendahnya laporan masyarakat terhadap para petugas di bawah. Untuk diketahui, DKPP memiliki 26 petugas yang siaga di seluruh kecamatan di Sumenep untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat yang ternaknya terjangkit LSD.

Chainur Rasyid bersyukur virus yang dikenal sebagai penyakit lato-lato di masyarakat itu sudah mulai landai.

“Jadi LSD itu di bulan Januari kemarin memang masuknya dan sekarang alhamdulillah di bulan Maret-April sudah landai. Artinya landai, belum ada laporan dari masyarakat yang ternaknya terkena LSD,” kata Chainur Rasyid saat ditemui rilpolitik.com di kawasan Karangduak, Kabupaten Sumenep, Jawa Timur pada Minggu (7/4/2024).

“Landai sudah. Tidak begitu menonjol. Kasus-kasus yang muncul ke petugas kami tak begitu menonjol. Landai,” sambung dia.

Pria yang akrab disapa Inong itu juga mengingatkan para peternak untuk terus menjaga kebersihan kandang dan lingkungannya. Sebab, virus mematikan itu menyebar melalui lalat dan nyamuk.

“Jadi LSD itu penyebarannya dari lalat dan nyamuk. Itu juga kami mengimbau kepada para peternak untuk menjaga lingkungan pekarangan di kandang sapi,” imbaunya.

Selain itu, mantan Kepala Dinas Koperasi UMKM dan Perindustrian Perdagangan (Perindag) itu juga mengimbau peternak untuk dapat menghubungi petugas yang tersebar di seluruh kecamatan jika ternaknya terjangkit LSD agar mendapatkan pelayanan.

“Kami mengimbau juga kalau ada gejala ternak yang sudah kurang sehat sebaiknya segera menyampaikan kepada kami,” ujarnya.

“Kami punya petugas yang sudah tersebar di semua kecamatan siap untuk melayani apabila ada keluhan permintaan pada kami untuk melakukan baksinasi daripada ternak yang terkena penyakit LSD,” tutur dia lagi.

Dia meyakini mayoritas peternak sudah kenal dengan petugas dari DKPP yang ada di setiap kecamatan. Meski demikian, dia mengakui jumlahnya masih sangat terbatas sehingga setiap orang terkadang harus menangani 10-20 pengaduan.

“Rata-rata semua peternak sudah kenal petugas kami. Kami hanya memiliki 26 (petugas), terbatas banget. Jadi, kadang-kadang teman-teman itu melayani 10-20, 15 pengaduan yang disampaikan kepada kami,” tukasnya.

(Ah/rilpolitik)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *