SUMENEP, Rilpolitik.com – Academic dan Social Studies (Acces) mengeluarkan hasil survei terbaru terkait tingkat kepuasan publik terhadap 100 hari kerja empat pasang bupati dan wakil bupati se-Madura Raya pada Rabu (25/6/2025).
Responden dari survei ini adalah generasi muda berusia 17 sampai 30 tahun yang dipilih menggunakan metode simple random sampling atau acak, dengan jumlah responden yang berbeda-beda di tiap kabupaten.
Adapun 106 responden dipilih secara acak di Bangkalan, 101 responden di Sampang, 124 responden di Pamekasan, dan 122 responden di Sumenep.
Survei yang digelar pada 1-15 Juni 2025 ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan teknik survei melalui kuesioner berbasis Google Form yang disebarkan secara daring.
Para responden di setiap kabupaten diajukan pertanyaan yang sama, yakni ‘Secara umum, apakah sejauh ini Anda puas terhadap kinerja (nama bupati dan wakil bupati)?’. Opsi jawaban pertanyaan meliputi ‘Sangat Tidak Puas’, ‘Tidak Puas’, ‘Kurang Puas’, ‘Puas’, dan ‘Sangat Puas’.
Dari hasil survei tersebut menunjukkan kinerja Bupati Sumenep Achmad Fauzi Wongsojudo dan wakilnya, Imam Hasyim mendapatkan penilaian paling buruk di antara kepala daerah lainnya di Madura.
Hal itu ditunjukkan dengan tingginya ketidakpuasan responden Sumenep terhadap kinerja Fauzi-Imam dalam 100 hari pertama masa jabatannya.
Jika diakumulasikan, tingkat ketidakpuasan publik terhadap kinerja Fauzi-Imam mencapai 80,4 persen. Sementara tingkat kepuasannya hanya berada di angka 19,7 persen.
Peneliti Acces, Imron Rosyadi mengungkap penyebab Bupati dan Wakil Bupati Sumenep mendapat penilaian paling buruk dibanding 3 bupati lainnya di Madura. Menurutnya, hal itu tidak lepas dari mencuatnya kasus dugaan korupsi Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya (BSPS) yang kini sedang mendapat banyak sorotan publik.
“Berkaitan dengan kinerja Bupati dan Wakil Bupati Sumenep yang memperoleh penilaian terburuk di antara tiga kabupaten lainnya, kami mengasumsikan hal ini tidak terlepas dari isu yang sedang hangat ihwal BSPS, karena memang periode surveinya bertepatan dengan mencuatnya isu tersebut,” kata Imron saat dihubungi rilpolitik.com melalui WhatsApp pada Rabu (25/6/2025) malam.
Imron mengatakan, respons Bupati Fauzi terkait BSPS yang terkesan tak peduli telah mempengaruhi persepsi negatif publik terhadap kepemimpinannya di Sumenep.
“Terdapat banyak berita-berita yang menampilkan, terutama mengekspos tanggapan Bupati Sumenep terkait BSPS tadi, sehingga dengan adanya hal-hal tersebut, mempengaruhi jawaban respoden yang cenderung negatif,” jelas dia.
Daerah kedua dengan tingkat ketidakpuasan tertinggi ditempati oleh Bangkalan. Total sebanyak 77,4 persen responden mengaku tidak puas dengan kinerja Bupati Bangkalan, Lukman Hakim dan wakilnya, Fauzan Dja’far. Sementara 22,6 persen responden merasa puas.
Hasil penelitian ini juga menunjukkan tidak ada satu pun dari empat pasang bupati dan wabup di Madura yang memperoleh tingkat kepuasan di atas 50 persen.
Berikut data lengkap hasil survei Acces terkait tingkat kepuasan publik terhadap kinerja 4 pasang bupati dan wabup di Madura, diurut dari daerah dengan tingkat ketidakpuasan tertinggi:
1. Bupati dan Wakil Bupati Sumenep Achmad Fauzi Wongsojudo-Imam Hasyim
Sangat tidak puas 23,0%
Tidak puas 23,0%
Kurang puas 34,4%
Puas 17,2%
Sangat puas 2,5%
Jika diakumulasikan, tingkat ketidakpuasan terhadap kinerja Fauzi-Imam mencapai 80,4%, sisanya 19,7 puas.
2. Bupati dan Wakil Bupati Bangkalan Lukman Hakim-Fauzan Dja’far
Sangat tidak puas 18,9%
Tidak puas 17,0%
Kurang puas 41,5%
Puas 19,8%
Sangat puas 2,8%
Jika diakumulasikan, tingkat ketidakpuasan terhadap kinerja Lukman-Fauzan mencapai 77,4%, sisanya 22,6% puas.
3. Bupati dan Wakil Bupati Pamekasan Kholilurrahman-Sukriyanto
Sangat tidak puas 9,7%
Tidak puas 8,9%
Kurang puas 37,9%
Puas 31,5%
Sangat puas 12,1%
Jika diakumulasikan, tingkat ketidakpuasan terhadap kinerja Kholil-Sukri mencapai 56,5%, sisanya 43,6% puas.
4. Bupati dan Wakil Bupati Sampang Slamet Junaidi-Ahmad Mahfudz
Sangat tidak puas 9,9%
Tidak puas 7,9%
Kurang puas 32,7%
Puas 31,7%
Sangat puas 17,8%
Jika diakumulasikan, tingkat ketidakpuasan terhadap kinerja Idi-Mahfudz sebesar 50,5%, sisanya 49,5% puas.
(Ah/rilpolitik)