DaerahPolitik

Kasus BSPS Perburuk Persepsi Publik Terhadap Kinerja Bupati Sumenep

×

Kasus BSPS Perburuk Persepsi Publik Terhadap Kinerja Bupati Sumenep

Sebarkan artikel ini
Bupati Sumenep Achmad Fauzi Wongsojudo bersama sang istri. [Foto: Instagram Disbudporapar Sumenep]

SUMENEP, Rilpolitik.com – Tingkat ketidakpuasan publik atas 100 hari pertama kinerja Bupati dan Wakil Bupati Sumenep Achmad Fauzi Wongsojudo-Imam Hasyim mencapai 80,4 persen.

Hal itu terekam dalam hasil survei Academic dan Social Studies (Acces) yang dirilis pada Rabu (25/6/2025). Dalam survei itu, tingkat kepuasan terhadap Fauzi-Imam hanya 19,6 persen.

Peneliti Acces, Imron Rosyadi menyebut kasus dugaan korupsi Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya (BSPS) di Sumenep yang kini menjadi sorotan masyarakat luas telah menjadi salah satu faktor yang memperburuk persepsi publik atas kinerja Fauzi-Imam.

Tingginya ketidakpuasan responden terhadap kinerja Fauzi-Imam dalam survei Acces telah menempatkannya sebagai bupati dan wakil bupati berkinerja paling buruk se-Madura Raya dalam 100 hari pertama masa jabatan.

“Berkaitan dengan kinerja Bupati dan Wakil Bupati Sumenep yang memperoleh penilaian terburuk di antara tiga kabupaten lainnya, kami mengasumsikan hal ini tidak terlepas dari isu yang sedang hangat ihwal BSPS, karena memang periode surveinya bertepatan dengan mencuatnya isu tersebut,” kata Imron saat dikonfirmasi rilpolitik.com melalui WhatsApp pada Rabu (25/6/2025) malam.

Kondisi itu semakin diperparah dengan komentar Bupati Fauzi yang menyebut BSPS “Bukan urusan kita”. Hal itu dianggap sebagai bentuk ketidakpedulian bupati atas dugaan korupsi yang merugikan rakyat miskin.

Sehingga, lanjut dia, respons Fauzi soal BSPS itu justru mempengaruhi persepsi responden terhadap kinerja pemerintah.

“Terdapat banyak berita-berita yang menampilkan, terutama mengekspos tanggapan Bupati Sumenep terkait BSPS tadi, sehingga dengan adanya hal-hal tersebut, mempengaruhi jawaban respoden yang cenderung negatif,” ungkap Imron.

Sebagai informasi, responden dari survei ini adalah generasi muda sebanyak 122 orang berusia 17 sampai 30 tahun yang dipilih menggunakan metode simple random sampling atau acak.

Baca juga:  Cieee! Sempat Berseteru Hebat, Sulaisi dan Supyadi Berangkulan dan Tertawa Bersama

Survei yang digelar pada 1-15 Juni 2025 ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan teknik survei melalui kuesioner berbasis Google Form yang disebarkan secara daring.

(Ah/rilpolitik)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *