Rilpolitik.com, Jakarta – Anggota Majelis Kehormatan Mahkamah Konstitusi (MKMK), Jimly Asshiddiqie memprotes pernyataan Bakal Cawapres Mahfud MD yang meragukan integritas MKMK. Ia menyebut pernyataan Mahfud yang bilang MKMK bisa dibeli dan rekayasa tidak pantas diucapkan oleh seorang Menko Polhukam yang juga Bacawapres itu.
Merespon protes Jimly itu, politikus PDI Perjuangan Mohamad Guntur Romli membongkar jejak dukungan politik Jimly. Mantan Ketua MK itu ternyata pernah menyatakan dukungannya kepada Prabowo Subianto sebagai Calon Presiden (Capres) 2024.
Pernyataan dukungan itu disampaikan Jimly saat berkunjung ke rumah Prabowo Subianto pada awal Mei 2023.
Menurut Guntur, dukungan Jimly terhadap Prabowo membuatnya tidak netral berkaitan dengan posisinya sebagai anggota MKMK yang akan mengadili hakim konstitusi yang diduga melanggar kode etik buntut dari putusan batas usia capres-cawapres.
Sebab itu, kata Guntur, publik nantinya akan sulit percaya apapun yang menjadi keputusan MKMK.
“Kesan Prof Jimly tidak bisa lepas dari konflik kepentingan. Posisinya sudah tidak netral. Jadi apapun keputusan Majelis Kehormatan MK nanti, akan sulit dipercaya publik,” kata Guntur melalui paltform media X miliknya, @GunRomli pada Senin (23/10/2023) malam.
Guntur mengingatkan Jimly untuk tetap menjaga netralitas, tidak tersandera oleh kepentingan politik orang yang didukungnya, yakni Prabowo Subianto.
“Publik sedang krisis kepercayaan pada MK, Sang Paman memutuskan perkara yang terkait Keponakannya. Prof @JimlyAs sebagai pendukung Prabowo sebagai capres, jadi Majelis Kehormatan MK,” ungkap Guntur.
Dia berharap, MK yang belakangan ini buruk citranya karena dianggap memberi jalan kepada putra sulung Jokowi, Gibran Rakabuming Raka menjadi cawapres, semakin dirusak oleh MKMK.
“MK sudah cukup diledek sebagai Mahkamah Keluarga, jangan sampai diledek jadi Mahkamah Komplotan,” tukasnya.
(Abn/Rilpolitik)