SUMENEP, Rilpolitik.com – Ketua DPC PPP Kabupetan Sumenep, KH Ali Fikri hampir bisa dipastikan tidak dapat maju dalam kontestasi Pilkada Sumenep 2024. Dia menjadi ‘korban’ skenario kotak kosong sehingga tak mendapat rekom partai politik bahkan dari partainya sendiri, PPP.
Mayoritas partai menjatuhkan dukungannya kepada Ketua DPC PDI Perjuangan Sumenep, Achmad Fauzi Wongsojudo yang berpasangan dengan Ketua DPC PKB Sumenep, Imam Hasyim.
Loyalis Kiai Ali Fikri, Fauzi As mengatakan bahwa Kiai Ali Fikri sebenarnya sudah bekerja maksimal untuk mendapatkan dukungan parpol agar bisa berlaga pada 27 November mendatang sebagai pesaing Achmad Fauzi yang notabene petahana.
Hal itu disampaikan Fauzi As melalui akun Tiktok @fauzimamimuda dikutip rilpolitik.com pada Minggu (18/8/2024). Fauzi As sudah mengizinkan redaksi untuk mengutip pernyataannya.
“Saya ingin menyampaikan cerita khusus untuk para simpatisan pendukung Mas Kiai, para alumni dan para masyarakat Sumenep bahwa Mas Kiai (Kiai Ali Fikri) sudah cukup maksimal berjuang untuk mendapatkan kendaraan politik,” kata Fauzi.
Menurut Fauzi, Kiai Ali Fikri sejak awal berkomitmen untuk maju Pilkada Sumenep 2024. Dia disebut memiliki prinsip mending kalah karena bertarung ketimbang menyerah kepada bandar dan oligarki.
“Beliau (Kiai Fikri) dari awal berkomitmen dengan prinsip bertarung dan kalah itu lebih terhormat daripada menyerah pada bandar dan oligarki,” ujarnya.
Fauzi As kemudian menyinggung besarnya dukungan partai politik terhadap petahana Achmad Fauzi sehingga memungkinkan terjadinya calon tunggal di Sumenep.
Menurut Fauzi As, potensi calon tunggal atau lawan kotak kosong di Pilkada Sumenep 2024 bukan karena tingkat penerimaan publik terhadap kepemimpinan Achmad Fauzi yang tinggi, melainkan karena kekuataan uang.
“Jadi, jika Wongsojudo pada hari ini lawannya kotak kosong, jangan samakan dengan kader PDIP Banyuwangi dan Surabaya,” ucapnya.
“Pilkada Sumenep (lawan kotak kosong) bukan karena akseptasi publik yang tinggi terhadap kepemimpinan Fauzi. Tetapi saya melihat bahwa bukan akseptasi publik yang tinggi tetapi karena tumpukan uang yang tinggi,” sambungnya.
Sebagai informasi, duet Fauzi-Imam sudah mengantongi dukungan 38 kursi dari 50 kursi DPRD Sumenep. Jumlah tersebut sudah melampaui syarat minimal dukungan 20 persen. Dukungan tersebut berasal dari 7 parpol yakni, PDIP (11 kursi), PKB (10 kursi), PAN (5 kursi), Demokrat (7 kursi), PKS (2 kursi), PBB (1 kursi), dan Gerindra (2 kursi).
Kini, sisa tiga parpol yang belum menentukan dukungan. Meski demikian, arah dukungan mereka sudah mulai terbaca, yakni mengarah ke Fauzi-Imam. Ketiga parpol tersebut adalah PPP (6 kursi), Nasdem (5kursi), dan Hanura (1 kursi).
(Ah/rilpolitik)