NasionalPolitik

Kata Pengamat Soal PKB Keluar dari Koalisi Prabowo: Ada Harga Diri yang Terinjak

6606
×

Kata Pengamat Soal PKB Keluar dari Koalisi Prabowo: Ada Harga Diri yang Terinjak

Sebarkan artikel ini
Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar di Hotel Majapahit Surabaya usai deklarasi. [Dok. akun X DPP PKB]

Rilpolitik.com, Jakarta – Pengamat Politik Saidiman Ahmad menilai keluarnya Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) dari koalisi Pendukung Prabowo Subianto merupakan akumulasi kekecewaan partai pimpinan Muhaimin Iskandar itu terhadap Prabowo, terutama terkait dengan perubahan nama koalisi dari Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya (KKIR) menjadi Koalisi Indonesia Maju (KIM) tanpa mempertimbangkan pendapat PKB.

“Beberapa hari sebelum mencuat berita tentang pasangan Anies – Muhaimin, sejumlah petinggi PKB mempersoalkan perubahan nama Koalisi Kabangkitan Indonesia Raya menjadi Koalisi Indonesia Maju yang terjadi begitu tiba-tiba tanpa pembicaraan khusus dengan PKB sebelumnya,” kata Saidiman melalui akun X resminya, @saidiman pada Senin (4/9/2023).

Saidiman menilai wajar jika PKB kecewa dan akhirnya keluar dan bergabung dengan koalisi Anies Baswedan.

“Wajar kalau kemudian terlihat nada kecewa bahkan mungkin semacam perasaan dilecehkan pada PKB,” ujarnya.

Saidiman menjelaskan, KKIR itu merupakan gagasan PKB dan Gerindra sebelum bergabungnya Golkar, PAN, dan PBB.

“Dalam koalisi KKIR itu, ada kata Kebangkitan yang mewakili nama PKB. Kalau nama koalisi itu serta merta diubah tanpa menimbang PKB, itu sedikit banyak seperti menginjak harga diri,” jelas Saidiman.

Saidiman mengatakan, PKB bukan partai kemarin sore. Menurutnya, PKB adalah salah satu partai besar yang menguasai 10 persen kursi di parlemen.

“Mereka juga sudah ada dalam pemerintahan sejak Reformasi. Mereka juga menjadi pemenang Pemilu presiden empat kali berturut-turut. Menganggap PKB partai kecil yang bisa diabaikan adalah kesalahan besar,” beber Saidiman.

Selain itu, lanjut Saidiman, dukungan PKB terhadap Prabowo tidak gratis. PKB membawa nama Cak Imin untuk jadi Cawapres Prabowo. Namun, katanya, sepanjang setahun lebih PKB bersama Gerindra tak ada signal atau tanda-tanda Prabowo akan menjadikan Muhaimin Cawapres.

Baca juga:  Tagih Janji Prabowo, FPM Desak KPK Segera Tahan Anwar Sadad

“Yang terjadi kemudian Golkar dan PAN masuk dan masing-masing membawa nama bakal calon wakil presiden. Ini membuat PKB dan Muhaimin kian terdesak di poros Prabowo,” ungkapnya.

Sebab itu, kata Saidiman, mungkin saja langkah politik PKB bergabung dengan Anies adalah bentuk reaksi pada Prabowo yang seolah tidak memberi penghargaan yang pantas untuk partai berbasis kaum Nahdliyyin itu.

“Sangat mungkin PKB merasa terkhianati. Amat sangat mungkin ada harga diri yang sudah terinjak,” katanya.

Diketahui, Muhaimin Iskandar secara mengejutkan muncul sebagai bakal Cawapres Anies Baswedan. Padahal, hampir tidak pernah ada wacana sebelumnya Anies akan berpasangan dengan Muhaimin.

Anies selama ini lebih banyak diisukan akan berpasangan dengan Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY).

Deklarasi pun sudah digelar di Hotel Majapahit, Surabaya, Jawa Timur pada Sabtu (2/9/2023). Deklarasi dilakukan oleh dua partai, yaitu Nasdem dan PKB.

(Abn/Rilpolitik)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *