Rilpolitik.com, Jakarta – Bergabungnya putra bungsu Presiden Joko Widodo, Kaesang Pangarep sebagai kader Partai Solidaritas Indonesia (PSI) menghebohkan perpolitikan Tanah Air dalam beberapa hari terakhir ini. Pasalnya, langkah politik Kaesang berbeda dengan sang ayah dan kakaknya, Gibran Rakabuming Raka yang merupakan kader PDI Perjuangan.
Langkah politik Kaesang bergabung dengan PSI memunculkan banyak spekulasi. Salah satunya isu keretakan hubungan Jokowi dengan Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri.
Kini, belum seminggu jadi kader, Kaesang sudah digadang-gadang untuk menjadi Ketua Umum PSI menggantikan Giring Ganesha.
Pengamat politik President University, Muhammad AS Hikam menilai masuknya Kaesang ke PSI sebagai sesuatu yang wajar. Menurutnya, yang tidak wajar adalah jika Kaesang langsung didapuk sebagai ketua umum partai besutan Grace Natalie itu.
Hikam mengatakan integritas PSI patut dipertanyakan jika langsung mengangkat pemilik bisnis Sang Pisang itu sebagai ketua umum.
“Kaesang masuk PSI adalah hal wajar. Tapi kalau langsung jadi ketumnya, maka integritas partai tersebut bukannya jadi ambyar?” kata Hikam melalui postingan akun X miliknya, @mashikam pada Senin (25/9/2023).
Diketahui, Kaesang Pangarep secara resmi bergabung dengan PSI. DPP PSI secara simbolis telah menyerahkan Friendship Card atau Kartu Tanda Anggota (KTA) PSI di rumah Kaesang di Kelurahan Sumber, Kecamatan Banjarsari, Kota Solo, Jawa Tengah pada Sabtu (23/9/2023).
Kaesang mengungkapkan, alasan dirinya bergabung dengan PSI karena memiliki kesamaan visi misi.
“Kami kebetulan punya kesamaan dan keinginan, kami ingin anak-anak muda bisa lebih terlibat di sektor publik,” ujar Kaesang.
Tak butuh waktu lama, Kaesang langsung diusulkan menjadi katua umum. PSI pun menggelar Kopi Darat Nasional (Kopdarnas) hari ini untuk membahas apirasi tersebut.
“Setelah Mas Kaesang kemarin jadi anggota PSI banyak aspirasi dari DPW dan DPD PSI agar Mas Kaesang jadi Ketua Umum,” kata Wakil Ketua Dewan Pembina PSI Grace Natalie kepada wartawan, Minggu (24/9/2023).
“Usulan-usulan itu akan kita bicarakan dan diskusi secara intensif di Kopdarnas itu. Kita tunggu saja apa rekomendasi dari kawan-kawan se-Indonesia,” ujarnya.
(Abn/Rilpolitik)