NasionalPolitik

Fadli Zon Akan Daftarkan Dangdut ke UNESCO Jadi Warisan Tak Benda

5432
×

Fadli Zon Akan Daftarkan Dangdut ke UNESCO Jadi Warisan Tak Benda

Sebarkan artikel ini
Menteri Kebudayaan RI Fadli Zon.

JAKARTA, Rilpolitik.com – Menteri Kebudayaan RI Fadli Zon menyampaikan pihaknya akan mendaftarkan dangdut sebagai warisan tak benda ke UNESCO.

Hal itu disampaikan Fadli Zon dalam rapat kerja dengan Komisi VIII DPR RI, Senayan, Jakarta Pusat, Selasa (4/2/2025). Ia mengatakan dangdut masuk ke daftar yang diprioritaskan oleh pihaknya.

“Mengenai musik dangdut, saya kira itu menjadi salah satu juga yang menjadi antrean kita karena sekarang UNESCO hanya mencatatkan satu negara itu untuk single nomination itu 2 tahun sekali, jadi dulu 1 tahun sekali, dulu tidak ada, sekarang 2 tahun sekali,” kata Fadli Zon.

Menurut Fadli, masih ada peluang bagi Indonesia untuk mendaftar warisan tak benda. Ia juga memahami UNESCO membatasi warisan budaya lantaran minimnya sumber daya manusia.

“Tetapi, ada prosedur lain, yaitu namanya joint nomination, ada lagi extension, extension ini seperti yang kemarin dilakukan untuk musik kolintang, jadi kita memasukkan extension itu, sebenarnya menumpangi, tapi sebenarnya sama saja,” ujar Fadli.

“Tapi, ini bagaimana kita menyiasati aturan dari UNESCO sendiri yang membatasi karena mereka sebenarnya kekurangan tenaga. Menurut laporan mereka, mereka kekurangan tenaga dan biaya, untuk menampung semua warisan budaya tak benda, intangible cultural heritage dari seluruh dunia,” tambahnya.

Ia menyebutkan dangdut masuk daftar yang diprioritaskan oleh pihaknya. Kendati demikian, Fadli menilai pendaftaran musik dangdut belum bisa di tahun ini.

“Jadi kita mempunyai potensi yang besar, tetapi kita harus menyiasati. Sekarang ini sedang kita siapkan, sampai bulan Maret, beberapa yang memungkinkan untuk kita masukan,” kata Fadli.

“Saya kira musik dangdut itu ada di dalam list kita, tapi tidak untuk tahun ini. Mungkin karena memerlukan satu kajian semacam naskah akademik, tidak terlalu panjang sebenarnya. Tapi sekitar belasan halaman dan ini juga harus didukung oleh komunitas, dan komunitas ini juga mempunyai program-program,” imbuhnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *