DaerahSerba-serbi

Dinas Pertanian Sumenep Berikan Vaksin LSD pada Sapi Secara Gratis, Tapi…

5802
×

Dinas Pertanian Sumenep Berikan Vaksin LSD pada Sapi Secara Gratis, Tapi…

Sebarkan artikel ini
Kabid Peternakan dan Kesehatan Hewan DKPP Sumenep, drh. Zulfa. [Syaf/rilpolitik]

SUMENEP, Rilpolitik.com – Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kabupaten Sumenep menyediakan vaksin Lumpy Skin Disease (LSD) atau penyakit kulit berbenjol pada sapi secara gratis.

Vaksin tersebut diberikan sebagai salah satu upaya untuk menanggalungi maraknya penyebaran virus cacar sapi di Kabupaten Sumenep.

Kabid Peternakan dan Kesehatan Hewan DKPP Sumenep, drh. Zulfa mengatakan, vaksin LSD itu sejatinya memang diberikan secara cuma-cuma kepada masyarakat.

Namun, dia berharap ada uang jasa dari peternak kepada petugas yang melakukan vaksinasi sesuai dengan kesepakatan bersama.

Sebab, katanya, petugas tersebut berkerja secara sukarela tanpa gaji dari Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sumenep.

“Kami sudah menyiapkan vaksin untuk LSD nya gratis. Silakan, kalau urusan jasanya teman-teman kami, silakan dibicarakan sendiri (besarannya),” kata Zulfa saat ditemui rilpolitik.com di kantor DKPP Sumenep pada Rabu (13/3/2024).

“Kalau gratis kan harusnya kasihan kalau gak dikasih. Karena itu relawan. Itu nggak dapet honor dari kantor. Itu swadaya,” sambung dia.

Menurut Zulfa, vaksin perlu dilakukan untuk menambah kekebalan pada tubuh sapi agar tidak mudah terjangkit virus. Hanya saja, katanya, masyarakat selama ini banyak yang salah kaprah, sapinya baru mau divaksin kalau sudah sakit. Padahal, itu berbaya karena dapat berujung pada kematian.

“Untuk menambah kekebalannya (sapi) itu harus dilakukan vaksin. Nah, masalahnya sekarang kalau udah sakit, orang baru minta vaksin. Itu sama saja dengan membunuh. Harusnya sembuh divaksin jadi itu memicu kekebalan,” jelas Zulfa.

Zulfa mengaku senang jika peternak mau memvaksin sapinya. Dia mengatakan petugas medis akan langsung mendatangi kandang ternak masyarakat yang mau vaksin.

“Malah saya seneng kalau mau (vaksin). Dan itu (petugas) langsung datang ke kandang,”

Baca juga:  Praktisi Hukum Akan Laporkan Haji Zainal ke MKD DPRD Sumenep

Hanya, dia berharap sapi yang divaksin setidaknya ada 20 ekor. Sebab, dalam sekali vaksin itu ada 20 dosis. Sementara per dosis jika beli seharga Rp119.000. Dia tidak ingin vaksin terbuang secara cuma-cuma.

“Karena satu kali vaksin itu harus 20 sapi, jadi kami mohon sekali memvaksin biar tak terbuang, kan sayang, misalnya masih tersisa 10 kan sama saja dengan membuang Rp1.900ribu. Karena harga vaksinnya kan memang mahal,” tuturnya.

Kepala DKPP Kabupaten Sumenep, Chainur Rasyid mengatakan upaya vaksinasi terhadap sapi secara gratis ini menunjukkan bahwa Pemkab Sumenep tidak hanya berpangku tangan dalam menghadapi penyebaran penyakit lato-lato.

Hal ini dibuktikan dengan adanya tren penurunan penambahan kasus setiap harinya dalam beberapa hari terakhir ini, dari sebelumnya 20 kasus per hari menjadi 2-3 kasus saja. Hal itu diklaim berkat adanya vaksinasi.

Data terakhir DKPP Sumenep, kasus LSD pada sapi tercatat sebanyak 6.089 kasus.

“Kita tidak diam. Kita selalu bergerak. Alhamdulillah kasus LSD ini trennya sudah menurun. Tadi pagi laporan ke saya mulai menurun. Intensitas dampak daripada sapi yang terjangkit sudah menurun daripada bulan kemarin. Ini artinya sudah cepet diatasi dengan vaksin dan vaksin,” ujar pria yang akrab dengan sapaan Inong di kantornya.

Namun demikian, Inong mengakui vaksinasi ini belum maksimal karena keterbatasan petugas di lapangan. Saat ini, katanya, baru ada satu petugas per kecamatan yang siap memberikan pelayanan kepada masyarakat.

(Ah/rilpolitik)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *