BeritaPolitik

Anas Urbaningrum Soal Pemilu 2024: Pileg Seperti Anak Tiri, Pilpres Anak Kandung

6505
×

Anas Urbaningrum Soal Pemilu 2024: Pileg Seperti Anak Tiri, Pilpres Anak Kandung

Sebarkan artikel ini
Anas Urbaningrum

Rilpolitik.com, Jakarta – Ketua Umum Partai Kebangkitan Nusantara (PKN), Anas Urbaningrum menyoroti pelaksanaan Pemilu serentak 2024. Menurutnya, ada ketimpangan isu yang bergulir di publik. Dia menyebut kampanye Pilpres terlalu mendominasi, sementara Pileg justru termarginalisasi.

“Kampanye pemilu sudah berlangsung sebulan dan 3 hari. Yang tampak dan terasa adalah terlalu dominannya ‘rasa kampanye’ pilpres. Kampanye pileg seperti berada di pinggiran, mengalami ‘marginalisasi’,” kata Anas melalui akun X nya pada Sabtu (30/12/2023).

Anas mengatakan, percakapan politik di tingkat elit dan pemilih, termasuk media massa, tersedot pada urusan Pilpres. Pileg disebut hanya mendapatkan ruang yang terbatas.

“Inilah salah satu kerugian nyata dari penyelenggaraan pemilu yang bersamaan waktunya pileg dan pilpres. Pileg berposisi seperti ‘anak tiri’, sementara pilpres adalah ‘anak kandung’,” ujarnya.

Anas menilai kondisi demikian tidak baik bagi kemajuan demokrasi. Sebab, publik tidak memiliki ruang dan waktu yang cukup untuk menilai seluruh kontestan Pemilu.

“Ini adalah keadaan yang tidak baik, tidak sehat bagi menjadikan pemilu sebagai peristiwa politik untuk mendorong kemajuan demokrasi kita. Ruang, waktu dan kesempatan pemilih untuk melakukan penilaian yang utuh kepada seluruh kontestan pemilu tidak memadai. Partai dan caleg-calegnya, termasuk calon Anggota DPD tenggelam oleh hiruk pikuk urusan pilpres,” ungkapnya.

Menurut Anas, sudah saatnya melihat kembali model penyelenggaraan Pemilu 2004 di mana Pileg dilaksanakan terlebih dulu, baru kemudian pilpres.

“Partai, caleg dan calon Anggota DPD menjadi ‘tuan rumah’ saat pileg, karena pada saat kampanye seluruhnya fokus pada urusan kompetisi pileg. Ketika pilpres, geser ‘tuan rumahnya’ adalah para capres-cawapres,” katanya.

“Para pemilih juga mendapatkan kesempatan pada fokus menilai pada jenis pemilihan masing-masing,” imbuh dia.

Sebab itu, lanjutnya, perlu untuk menata lagi Pilpres dan Pileg tidak diselenggarakan secara bersamaan.

“Yang logis secara politik dan teknis adalah : pileg terlebih dulu, dan pilpres kemudian yang tiketnya berasal dari hasil pileg tersebut,” jelasnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *