SUMENEP, Rilpolitik.com – Malam pencoblosan Pilkada Sumenep 2024 kian memanas. Ratusan massa mendatangi kantor KPU Sumenep di tengah malam pada Selasa (26/11/2024). Massa tiba di kantor KPU Sumenep sekitar pukul 23.30 WIB.
Mereka datang menyampaikan aspirasi terkait amburadulnya undangan pencoblosan Pilkada Sumenep. Menurut mereka, banyak pemilih yang tidak mendapatkan surat undangan pencoblosan dari penyelenggara. Padahal, pencoblosan sudah besok hari.
Orator aksi, Sulaisi Abdurrazaq mengatakan, pemilih tidak mendapat undangan pencoblosan terjadi hampir di seluruh kecamatan di Kabupaten Sumenep. Bahkan, di daerah kota pun banyak yang tidak mendapatkannya.
Sulaisi menyampaikan, mereka yang tidak mendapat undangan berusaha untuk bertanya ke KPPS atau PPS. Namun, katanya, jawaban mereka adalah meminta agar dicek secara online menggunakan KTP. “Begitu dicek, banyak sekali dari mereka yang tidak memperoleh undangan,” tutur Sulaisi dalam orasinya di depan KPU.
“Tetapi begitu ada satu, dua, tiga (pemilih) yang memperoleh undangan dari mereka (penyelenggara) itu harus mencoblos jauhnya sampai 3 kilometer dari rumahnya. Padahal, 500 meter dari rumahnya itu ada TPS. Dan ini terjadi di banyak tempat,” imbuhnya.
Sulaisi curiga persoalan ini sebagai konspirasi memenangkan paslon tertentu. Sebab, itu Sulaisi menuntut keadilan dari KPU.
“Kami mencurigai ini adalah bagian dari konspirasi dalam rangka untuk menguntungkan salah satu calon sehingga kami sebagai warga negara yang punya hak pilih datang ke tempat ini untuk mendapatkan keadilan,” ujarnya.
Ketua Asosiasi Pengcara Syariah Indonesia (APSI) Jawa Timur itu meminta KPU untuk membuat keputusan yang tepat dan berkeadilan.
“Mereka harus ambil kebijakan keputusan yang tepat meskipun di dalam imajinasi kita, di dalam prediksi kita pasti terjadi kekecauan karena surat suara yang sudah didistribusikan tentu didistribusikan ke TPS lain,” ucapnya.
Sulaisi pun blak-blakan menyebut KPU sebagai biang kerok dari kekacauan ini. “Kekacauan ini kami curigai munculnya dari KPU, bukan muncul dari PPS, bukan muncul dari KPPS, bukan muncul dari Pantarlih,” tegasnya.
Dia menyebut KPU yang telah membuat lokasi TPS menjadi jauh dari tempat tinggal para pemilih.
“Begitu di Prenduan, saya tanya siapa Pantarlihnya, jawabannya adalah bahwa saat didatangi ini sudah sesuai TPS dengan dusun. Barubahnya menurut mereka itu di KPU. Jadi yang membuat zigzag TPS itu adalah KPU,” tuturnya.
Sekira pukul 00.00 WIB, Ketua KPU Sumenep Nurussyamsi pun akhirnya datang menemui massa. Namun, belum ada pernyataan apapun dari yang bersangkutan. Pukul 00.10 WIB, perwakilan massa pun masuk ke kantor KPU untuk berunding mencari solusi yang tepat dengan komisioner KPU.
(Ah/rilpolitik)
Saya juga ga dapet undangan. Padahal bela belain pulang kampung dari Sidoarjo ke Sumenep. Eh nyampe rumah. Ga dapet undangan. Kecewaaaa
Gk minta ke kpps?