Rilpolitik.com, Jakarta – Pemerintah Kabupaten Sumenep melalui Dinas Lingkungan Hidup (DLH) memutuskan untuk membangun ulang Tugu Pongbaru yang terletak di Desa Pangarangan, Kecamatan Kota Sumenep, Kabupaten Sumenep, Jawa Timur.
Berdasarkan pantauan jurnalis Rilpolitik.com pada Senin (6/11/2023), tugu baru tersebut saat ini sudah berdiri tegak di tengah-tengah jalan simpang empat yang menghubungkan Jalan KH Agus Salim, Jalan HOS Cokroaminoto, Jalan MH Tamrin, dan Jalan KH Mansyur itu.
Tugu baru ini berbeda total dengan tugu sebelumnya. Tugu baru kali ini terbuat dari rangkaian seperti besi yang membentuk keris yang menjadi simbol identitas Sumenep.
Pada setiap batang besinya itu terdapat lampu-lampu hias kecil yang akan menyala di malam hari.
Kemudian pada bagian bawah tugu tersebut dibangun menggunakan bahan material semen yang membentuk seperti batang pohon sehingga tugu keris itu tampak seperti menancap pada pohon.
Berdasarkan penelusuran redaksi, tugu pengganti Pongbaru itu menelan anggaran hingga ratusan juta rupiah, tepatnya Rp199 juta. Anggaran tersebut berasal dari DPA APBD Tahun Anggaran 2023.
Dikutip dari pemberitaan RadarMadura.id tertanggal 13 Oktober 2023, Kepala DLH Kabupaten Sumenep, Arif Susanto mengatakan, pembangunan ulang tugu tersebut sangat mendesak dan tidak bisa hanya direhab.
Sebab, menurut Arif, keberedaan tugu lama justru mengganggu pandangan pengendara sehingga banyak dikeluhkan oleh pengguna jalan.
”Usulannya memang dibangun, bukan direhab. Karena itu, harus dibongkar total,” jelas Arif.
Pembangunan ulang Tugu Pongbaru ini sempat menjadi kritik Ketua DPD Laskar Anti Korupsi Indonesia Jawa Timur (LAKI JATIM).
Dikutip dari Suaramadura.id, Edi mengkritik keras pembangunan baru tugu tersebut. Menurutnya, hal itu hanya buang-buang anggaran saja.
“Saya nilai ini cara asyik buang anggaran ala DLH Sumenep,” kata Edi.
Edi berpendapat, tugu tersebut cukup direhab, tak perlu dibongkar total sehingga tidak membutuhkan anggaran yang besar.
“Hemat saya, Tugu Pongbaru cukup direhab saja seperti menghidupkan lagi air mancur dan tambahkan lampu-lampunya agar semakin terang. Pastinya tidak butuh anggaran sebesar pembangunan ulang seperti sekarang,” sarannya.
(Abn/rilpolitik)