SUMENEP, Rilpolitik.com – Ratusan massa menggelar aksi unjuk rasa di depan kantor KPU Sumenep pada malam pencoblosan Pilkada Sumenep 2024. Mereka memprotes banyaknya pemilih yang tidak mendapatkan undangan pencoblosan atau formulir C-Pemberitahuan dari penyelenggara.
Massa mengepung Kantor KPU Sumenep mulai sekitar pukul 23.30 WIB pada Selasa (26/11/2024) malam, hingga bubar keesokan harinya sekira pukul 03.15 pagi.
Dalam aksinya, massa curiga banyaknya pemilh yang tidak mendapatkan undangan sebagai bagian dari konspirasi untuk memenangkan salah satu paslon.
Perwakilan massa dan Ketua KPU Sumenep Nurussyamsi kemudian berdiskusi untuk mencari solusi terbaik bagi pemilih yang tidak mendaptkan undangan. Hasilnya, pemilih yang tidak dapat undangan bisa memilih dengan membawa KTP ke TPS.
Nurussyamsi pun akhirnya keluar memberikan penjelasan kepada massa terkait netralitasnya. Dia memastikan akan menekan seluruh penyelenggara hingga tingkat TPS untuk bekerja sesuai peraturan perundang-undangan.
“Saya ingin menekankan, ini yang paling penting bahwa saya tetap pada pendirian saya bahwa saya akan tetap menekan seluruh kerja-kerja penyelenggara baik di tingkat KPU ini sendiri maupun kecamatan, desa hingga TPS untuk bekerja sesuai aturan dan peraturan perundang-undangan,” kata Nurussyamsi di hadapan massa.
“Jadi ndak boleh ada yang bekerja kemudian tercium atau terindikasi itu merupakan kecurangan. Jadi saya berjanji akan menekan itu. Saja janjikan kepada teman-temen semua,” tambahnya.
Namun, janji untuk menjaga netralitas hingga ke tingakatan terbawah itu tak serta merta membuat massa percaya begitu saja. Massa meminta Nurussyamsi untuk bersumpah. “Berani sumpah?” ucap salah satu massa.
Nurussyamsi pun mengikuti kemauan massa agar bersumpah. Dia bersumpah akan menekan bawahannya untuk netral.
“Wallahi, wallahi saya akan tetap menekan itu kepada temen-temen penyelenggara di bawah untuk tetap bekerja sesuai peraturan yang ada,” tegas dia.
(Ah/rilpolitik)