NasionalPolitik

Romy Skakmat Ade Armando yang Merasa Jokowi Diserang

5249
×

Romy Skakmat Ade Armando yang Merasa Jokowi Diserang

Sebarkan artikel ini
Ketua Majelis Pertimbangan DPP PPP, Romahurmuziy. [Dok. Instagram Romi]

Rilpolitik.com, Jakarta – Politikus Partai Solidaritas Indonesia (PSI), Ade Armando mengungkapkan ada banyak serangan terhadap Presiden Joko Widodo setelah Gibran Rakabuming Raka, anak Jokowi, maju sebagai Calon Wakil Presiden (Cawapres) Prabowo Subianto berkat putusan Mahkamah Konstitusi (MK) Nomor 90/PUU-XXI/2023 tentang syarat capres-cawapres.

Ade mengatakan, serangan itu motifnya hanya karena tidak suka Gibran jadi cawapres Prabowo. Menurutnya, harusnya tak perlu menyerang Jokowi hingga berusaha mendelegitimasi hasil kerjanya selama 9 tahun jadi presiden.

“Bilang aja Gibran jangan maju jadi wakilnya, cawapresnya Prabowo. Itu aja bilang, nggak usah sampai kemana-mana sampai seolah-olah perjuangannya atau kontribusinya Pak Jokowi selama ini 9 tahun terakhir itu hilang begitu saja karena kasus MK ini,” kata Ade Armando dalam sebuah diskusi di MetroTV dikutip dari tayangan kanal Youtube Metrotvnews pada Selasa (7/11/2023).

Ketua Majelis Pertimbangan DPP PPP, Romahurmuziy atau akrab dengan sapaan Romi membantah pernyataan Ade Armando yang menganggap kritik terhadap Jokowi sebagai serangan. Menurutnya, kritik itu merupakan nalar waras publik yang merasa demokrasi sedang dalam bahaya.

“Ukurannya adalah ukuran common sense. Semua media asing itu mengatakan, katakanlah misalnya Times, Jokowi was a beacon of hope. Dulunya harapan, sekarang mengjungkalkan demokrasi. Ini bukan kita yang ngomong. Ini media asing,” ujar Romi.

“Kalau kemudian ada apa yang disebut sebagai serangan, itu bukan serangan. Itu adalah nalar waras kita yang merasa demokrasi sedang ada dalam bahaya,” lanjutnya.

Romi kemudian menyebut nama KH Mustofa Bisri atau Gusmus yang dalam sebuah kesempatan menyebut ada republik rasa kerajaan.

“Masa itu serangan? Masa Gusmus nyerang? Apa motifnya? Memang beliau mau maju? Mau jadi wakil presiden atau mau jadi wantimpres? Kan ngga gitu,” tegas Romi.

Baca juga:  Tim FINAL Hormati Putusan MK, Tapi Siap Gugat KPU Lagi

“Kemudian misalnya Pak Goenawan Mohamad, Pak Butet Kertaredjasa yang sama sekali tidak pernah tergiur dengan kekuasaan dalam bentuk apapun. Itu adalah bagian dari seorang budayawan yang sudah menyampaikan keresahannya berarti ada masalah serius dalam demokrasi kita,” imbuhnya.

Ancaman terhadap demokrasi itulah, kata Romi, yang sedang berusaha dikoreksi oleh semua orang.

“Ini bukan serangan. Yang namanya serangan itu Israel ke Palestina itu serangan. Tapi kalau ini sama sekali bukan serangan. Ini adalah upaya untuk menjaga nalar waras kita dalam demokrasi yang diperjuangkan dengan pengorbanan darah dan air mata di tahun 1998 yang saya juga berdiri tegak di sana,” tegas Romi.

(Abn/rilpolitik)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *