SUMENEP, Rilpolitik.com – Relawan Cabup Sumenep nomor 1 KH Ali Fikri (Mas Kiai), Fauzi As menyampaikan pernyataan sikap atas fitnah keji yang disampaikan Pengasuh Pondok Pesantren Darul Ulum Prenduan, Nyai Hj Najma Hidayati Hammam terhadap para kiai dan ulama pendukung Paslon 1 KH Ali Fikri-Unais Ali Hisyam (FINAL).
Sebelumnya, Najma sudah meminta maaf atas fitnah yang ia sebar melalui voice note (VN) atau pesan suara yang menyebut tim FINAL membagikan uang sebanyak Rp25 ribu per orang di Desa Jaddung, Kecamatan Pragaan.
Fauzi As mengatakan, pihaknya sebagai relawan Mas Kiai (sapaan akrab KH Ali Fikri) sangat dirugikan atas fitnah yang disampaikan Najma meski sudah minta maaf. Sebab, fitnah itu sudah menyebar luas dan tidak ada jaminan mereka melihat permintaan maaf Najma.
“Voice note itu sudah kadung menyebar dan tidak semua orang yang mendengar atau mendengarkan voice note itu dapat melihat video klarifikasi atau permintaan maaf dari Nyai Najma. Artinya, dari sisi itu kami sebagai relawan sudah merasa sangat dirugikan,” kata Fauzi As dalam pernyataan videonya yang diterima rilpolitik.com pada Senin (25/11/2024).
Terlebih, katanya, Najma dalam klarifikasinya justru tidak membuat pengakuan bahwa dirinya sudah menfitnah. Dia hanya menyebut pesan suara itu tak bermaksud untuk memcemarkan nama baik para kiai dan ulama pendukung Mas Kiai.
Fauzi As kemudian menyampaikan pesan kepada seluruh masyarakat Sumenep yang terlibat dalam politik dukung-mendukung untuk tidak menggunakan fitnah sebagai serangan terhadap lawan.
“Sebab, sekali pesan disebar pada media sosial, data itu tidak bisa dihapus dan terus mengalir pada masyarakat yang lebih luas. Artinya kalau anda menyebarkan fitnah, maka fitnah yang akan menyebar .
Lebih lanjut, Fauzi As juga mengimbau tim relawan FINAL untuk terus memantau potensi terjadinya kecurangan, termasuk penyebaran uang menjelang pencoblosan.
“Saya mengimbau kepada tim relawan FINAL agar terus memantau potensi terjadinya kecurangan termasuk penyebaran uang dari makhluk perusak demokrasi. Mari kita buktikan siapa sebenarnya yang curang dengan menyebarkan uang yang sangat banyak itu,” tegasnya.
Terkahir, dia menyampaikan pesan kepada seluruh masyarakat Sumenep untuk besama-sama melaporkan politik yang ke Bawaslu Sumenep.
“Kala’ pessenah, telepon kancana, kibeh buktenah areng-sareng ke kantor Bawaslu Kabupaten Sumenep (ambil uangnya, telepon temennya, lalu bawa barang bukti pelanggarannya ramai-ramai ke Bawaslu Sumenep,” pungkasnya.
Fitnah Najma ke Kiai dan Ulama pendukung Mas Kiai
Najma melalui pesan suara menyebut ada temuan Paslon 01 bagi-bagi uang di Desa Jaddung, Kecamatan Pragaan. Dia meminta para ibu nyai dan tim pemenangan Paslon FAHAM (Achmad Fauzi Wongsojudo-Imam Hasyim) untuk waspada. Pesan suara itu kemudian tersebar luas dan diglorifikasi oleh para buzzer politik.
“Ada temuan bahwa 01 ini bagi-bagi duit di Desa Jaddung, Kecamatan Pragaan. Per orang per kepala Rp25 ribu. Hati-hari dan waspada, ini bisa menyeluruh se kabupaten,” katanya.
Dia kemudian menyindir para ulama dan kiai pendukung FINAL. Menurutnya, apa yang diorasikan selama ini dan nyanyian tolak uang yang sering dilantunkan tidak sesuai dengan fakta di lapangan.
“Tidak demikian dalam prakteknya. Yang katanya orasi-orasi para alim ulama itu, para kiai2-kiai pendukungnya bahwa paslon 1 tidak akan bagi-bagi uang karena memang tidak punya uang katanya, tapi ternyata paslon 1 kenyataannya juga bagi-bagi uang. Ini terjadi di Desa Jaddung, Kecamatan Pragaan,” ujarnya.
Setelah fitnah itu viral, Najma akhirnya meminta maaf. Dia mengaku tak bermaksud untuk mencemarkan nama baik para kiai dan ulama pendukung Mas Kiai.
Dalam klarifikasinya, Najma berdalih pesan suara itu dibuat dirinya saat bangun tidur.
“Ini murni saya lakukan, maaf saat saya bikin VN langsung baru bangun tidur denger VN dari orang lain saya langsung bikin VN dengan tujuan internal teman-teman tim pemenangan 02 bukan untuk disebarkan kemana-mana. Kemudian, ini tersebar menjadi tersebar ntah siapa yang menyebarkan,” kata Najma.
Sebab itu, Najma meminta maaf atas pesan suara yang bermuatan fitnah terhadap para kiai dan ulama pendukung Paslon FINAL.
“Dengan setulus hati saya minta maaf dhohiron wa bathinan. Semoga gusti Allah juga memaafkan semua kesalahan dan dosa2 saya akibat ketidaktahuan saya, kefakiran saya,” ucapnya.
(Ah/rilpolitik)