Rilpolitik.com, Jakarta – Wakil Ketau Tim Kampanye Nasional (TKN) Prabowo-Gibran, Ali Maskur Musa mengklaim Prabowo Subianto sebagai sosok pemimpin yang memenuhu kriteria dalam Islam, yaitu menghadirkan kesejahteraan dan menegakkan ajaran agama.
Menanggapi hal itu, Direktur Eksekutif Jaringan Moderat Indonesia, Islah Bahrawi mengatakan sebaiknya tak perlu memainkan narasi agama demi elektoral. Dia justru merasa kasihan sama Prabowo jika narasi tersebut dimainkan.
“Jangan main klaim sudah memenuhi kriteria hukum Islam kalau baca surah Al-Fatikhah saja Capresmu belum tentu bisa,” kata Islah dikutip dari keterangan akun X-nya pada Kamis (4/1/2024).
Menurut Islah, berbicara kriteria pemimpin dalam Islam, harusnya bukan hanya bisa baca, tetapi juga harus benar tajwidnya.
“Makanya jangan pernah berusaha membohongi elektoral dengan melekatkan wacana ‘paling memenuhi kriteria hukum Islam’ kepada Capresmu,” ujarnya.
Logika sederhananya, kata Islah, jika membaca surat al Fatihah saja tidak fasih, berarti setidaknya dia tidak bisa jadi imam salat.
“Frasa ini memang bisa dibantah: ‘kan, kita di Pemilu tidak memilih imam Sholat, melainkan memilih pemimpin negara’,” katanya.
“Makanya, ndak usah memainkan narasi ‘Prabowo memenuhi kriteria hukum Islam’. Malu sama Paslon lain yang lebih alim. Jika masuk ke ranah keislaman, Capresmu bener-bener akan jadi pecundang,” sambung dia.
Islah meminta Tim Sukses Prabowo-Gibran untuk tidak perlu memaksa Prabowo identik dengan Islam.
“Sudahlah bro, jujur aja, Prabowo tuh gak usah dipaksa identik dengan identitas Islam. Gak akan dapet! Jangan paksa Kijang Doyok jadi Alphard, ngelihatnya geli,” ujarnya.