Rilpolitik.com, Jakarta – Calon Presiden (Capres) dari PDI Perjuangan, Ganjar Pranowo akhirnya angkat suara terkait sengkarut putusan Mahkamah Konsitusi (MK) Nomor 90/PUU-XXI/2023 yang diwarnai dengan pelanggaran etik berat hakim konstitusi sehingga berujung pada pemecatan terhadap adik ipar Presiden Joko Widodo, Anwar Usman dari jabatan Ketua MK melalui sidang putusan Majelis Kehormatan Mahkamah Konstitusi (MKMK).
“Saya tercenung memantau perkembangan akhir-akhir ini tentang kondisi politik setelah putusan MKMK. Saya mencoba diam sejenak saya merenungkan bangsa ini ke depan, saya mencermati kembali kata demi kata, kalimat demi kalimat dari putusan itu yg mejadi pertimbangan dan dasar Majelis Kehortamatan MK,” kata Ganjar melalui unggahan video di akun X-nya pada Sabtu (11/11/2023).
“Dari situ saya semakin gelisah dan terusik mengapa sebuah keputusan dari sebuah proses dengan pelanggaran etik berat dapat begitu saja lolos? Apa ada bentuk pertanggungjawabannya kepada rakyat secara hukum? Mengapa keputusan dengan masalah etik di mana etik menjadi landasan dari hukum masih dijadikan rujukan dalam kita bernegara? Mengapa hukum tampak begitu menyilaukan hingga menyakitkan mata sehingga kita rakyat sulit sekali memahami cahayanya?” lanjut Ganjar.
Ganjar menegaskan dirinya berbicara sebagai bagian dari rakyat yang gelisah dengan masa depan demokrasi.
“Saya berbicara sebagai bagian dari warga, sebagai bagian dari rakyat yang ikut gelisah melihat demokrasi dan keadilan yang sedang mau dihancurkan,” ujarnya.
Ganjar mengatakan, Majelis Kehormatan MK telah menyampaikan keputusannya. Menurutnya, Majelis Kehormatan MK telah membuktikan bahwa lembaga tertinggi konstitusi republik ini masih menjungjung tinggi ruh demokrasi.
“Indonesia kita masih sangat panjang perjalanannya. Saya berharap masa depan Indonesia dapat dibangun dengan pondasi yang berdasar nilai-nilai luhur bangsa tanpa tendensi apapun yang mencederai demokrasi dan keadilan,” katanya.
Mantan Gubernur Jawa Tengah itu mengatakan, generasi yang ada saat ini punya jawab sejarah. Ganjar menegaskan tidak akan pernah mengorbankan sejarah panjang Indonesia ke depan. Dia akan memastikan sejarah yang terang. Memastikan demokrasi dan keadilan sampai selamanya.
“Diam bukan sebuah pilihan. Mimpi yang diimpikan sendirian hanya akan menjadi mimpi. Mimpi yang diimpikan bersama adalah kenyataan,” tegas Ganjar.
Diketahui, MKMK memecat Anwar Usman dari Ketua MK. Anwar dianggap telah terbukti melakukan pelanggaran etik berat dalam proses pengambilan Putusan 90 yang menjadi jalan bagi Gibran maju sebagai Cawapres 2024.
(Abn/rilpolitik)