DaerahPolitik

Mas Kiai Soal Pilkada Sumenep: Suara Rakyat Dibajak Kuasa Uang

11485
×

Mas Kiai Soal Pilkada Sumenep: Suara Rakyat Dibajak Kuasa Uang

Sebarkan artikel ini
Cabup Sumenep nomor 1 KH Ali Fikri.

SUMENEP, Rilpolitik.com – Pencoblosan Pilkada Sumenep 2024 sudah selesai digelar pada Rabu (27/11/2024) lalu. Calon Bupati nomor 1, KH Muhammad Ali Fikri (Mas Kiai) mengaku tidak puas dengan proses Pilkada yang terjadi. Dia menyebut suara rakyat dibajak oleh kuasa uang.

Mulanya, Mas Kiai mengucapkan terima kasih kepada para relawan dan seluruh elemen masyarakat yang telah mendukungnya. Dia menyebut dukungan mereka sangat luar biasa dan telah memberikan nuansa baru dalam kontestasi Pilkada Sumenep tahun ini.

“Ucapan terima kasih saya juga sampaikan untuk tim pemenangan mulai dari tingkat kabupaten, koordinator kecamatan, koordinator desa, koordinator TPS hingga saksi yang telah bekerja all out untuk perjuangan ini,” kata Mas Kiai dalam pernyatannya pada Jumat (29/11/2024).

“Terima kasih juga saya sampaikan untuk semua barisan relawan, Muhibbin Mas Kiai Sa’ateh dan lain-lain yang telah bekerja tanpa pamrih di bidangnya masing-masing,” lanjutnya.

Pengasuh Pondok Pesantren Annuqayah Guluk-Guluk itu pun menyebut para relawan dan pendukungnya yang telah berjuang keras di Pilkada Sumenep sebagai Pejuang Koalisi Rakyat.

Kiai Ali Fikri kemudian mengungkap massifnya politik uang dan intimidasi yang terjadi pada Pilkada Sumenep 2024. Sebab itu, ia menyatakan tidak puas dengan proses demokrasi yang telah berlangsung.

“Rasanya tidak berlebihan jika kami katakan bahwa kita tidak puas dengan kondisi yang terjadi. Suara rakyat dibajak kuasa uang yang terkonversi menjadi daya intimidasi dan daya rusak yang fundamental terhadap demokrasi,” ujar dia.

Oleh karena itu, Mas Kiai berharap timnya terus secara aktif bekerja mengawal suara rakyat Sumenep.

“Berbagai laporan tentu masih kami harapkan bisa disampaikan langsung melalui divisi hukum dan advokasi. Laporkan berbagai indikasi pelanggaran Pemilu sebagai bentuk pengingkaran kita terhadap praktek perusakan demokrasi,” tegas dia.

Dia menegaskan, kemungkaran tidak boleh dibiarkan. Dia ingin memastikan bahwa rakyat benar-benar berpesta dalam proses demokrasi.

“Kita tidak boleh diam terhadap berbagai kemungkaran, termasuk kemungkaran yang terjadi di ranah Pilkada kali ini agar kita dapat mengawal bagaimana rakyat bisa benar-benar berpesta dalam demokrasi,” ucapnya.

Terkahir, dia berdoa semoga langkah yang sudah dan akan dilakukan mendapat ridho dari Allah.

“Semoga niat baik kita, langkah-langkah yang kita tempuh dan yang masih akan kita tempuh semuanya di bawah ridho Allah SWT dalam hidayah dan ma’unahnya,” pungkasnya.

(Ah/rilpolitik)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *