Rilpolitik.com, Jakarta – Anggota Komisi III DPR RI Arsul Sani menyentil para pejabat yang punya pendapat berbeda-beda terkait penyebab polusi di Jakarta. Ia mengibaratkan perbedaan tersebut seperti orkestrasi musik dengan nada dasar yang berbeda-beda dari setiap pemainnya.
“Ini ibarat orkestra, masing2 pemusik main musik dg nada dasar yg berbeda-beda,” kata Arsul melalui akun Twitternya, @arsul_sani pada Minggu (20/8/2023).
“Pejabat A bicara soal polusi udara Jakarta krn emisi kendaraan bermotor, pejabat B krn PLTU Batubara, nanti pejabat C krn lain lagi,” lanjut Arsul.
Menurut Arsul, keterangan pejabat terkait penyebab polusi harusnya sama, yaitu berdasarkan pada data yang valid dan bisa dipertanggungjawabkan.
“Lha mbok ya main yg kompak, sesuai partitur alias data yg valid,” ujar Arsul.
Diketahui, Menteri Investasi/Kepala BKPM Bahlil Lahadalia menyebut polusi udara Jakarta merupakan imbas dari emisi Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) batu bara.
“Sekarang di Jakarta salah satu polusi udara terjelek di dunia karena PLTU batu bara kita,” tegas Bahlil dalam Penutupan Orientasi Diponegoro Muda di Universitas Diponegoro, Semarang, Jawa Tengah, hari ini.
Pendapat Bahlil ini berbeda dengan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya sebelumnya. Menurut Siti, polusi di Jakarta justru bukan karena PLTU. Menurutnya, penggunaan batu bara yang berdampak ke Jakarta persentasenya tak sampai 1%.
“Jadi bisa dikatakan bahwa bukan karena PLTU begitu ya. Apalagi dilihat dari hasil studi. Penggunaan batu bara yang berpengaruh ke Jakarta sih nggak sampai 1%,” kata Siti usai melakukan rapat terbatas di Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat, Senin (14/8/2023)
Siti mengungkap penyebab utama pencemaran kualitas udara berasal dari kendaraan. Siti pun memebeberkan data kendaraan bermotor.
“Bahwa penyebab utama pencemaran kualitas udaranya adalah kendaraan. Karena dalam catatan kita per 2022 itu ada 24,5 juta kendaraan bermotor dan 19,2 juta lebih itu sepeda motor,” lanjutnya.
(Abn)