NasionalPolitik

Ketum PMP: Bireuen Napak Tilas Sejarah Menuju Indonesia Emas 2045 Bersama Hussini M Amin

6492
×

Ketum PMP: Bireuen Napak Tilas Sejarah Menuju Indonesia Emas 2045 Bersama Hussini M Amin

Sebarkan artikel ini
Zainnudin Arsyad (dua kiri).

JAKARTA, Rilpolitik.com – Kabupaten Bireuen, Provinsi Aceh termasuk salah satu kabupaten yang bersejarah bagi bangsa ini karena pernah ditetapkan sebagai Ibukota Republik Indonesia kedua pada tanggal 18 Juni 1948, yakni tepat pada saat Agresi Militer Belanda II (1947-1948). Akibatnya, PDRI yang semula menetap di Kota Bukittinggi berpindah lokasi ke Kabupaten Bireuen (Kota Juang).

Menurut Ketua Umum Pejuang Milenial Prabowo, Zainnudin Arsyad,  nasionalisme masyarakat Bireuen sudah tidak dapat diragukan lagi, apalagi kontribusi untuk memperjuangkan kemerdekaan Indonesia dalam bidang pendidikan agama, sekolah agama tingkat Tsanawiyah berkembang pesat sejak tahun 1930-an.

Pada tahun 1929 berdiri pula Pendidikan Al  Muslim. Pada masa revolusi kemerdekaan, di Bireuen juga terdapat satu-satunya sekolah kader perwira untuk mempersiapkan calon-calon pemimpin militer pada awal kemerdekaan, ketika Indonesia masih dalam keadaan bahaya akibat Agresi Militer Belanda I dan II.

“Pendidikan dan agama Islam telah memberikan sumbangan yang besar bagi perjuangan mempertahankan kemerdekaan bangsa Indonesia, terutama pada masa awal kemerdekaan, sehingga Bireuen dikenal sebagai ‘Kota Juang’,” katanya, Jum’at (20/9/2024).

“Dari Kota Juang ini kita akan membangun Indonesia Emas 2045 dengan cara mempersiapkan Sumber Daya Manusia. Hussini M Amin mengungkapkan salah satu misi utama dia maju sebagai calon bupati adalah meningkatkan pembinaan kepada generasi muda dan membuka lapanga kerja. Sehingga lahir generasi muda yang memiliki kapasitas,” bebernya.

Lebih lanjut, Zainnudin Arsyad mengatakan, Hussini M Amin memiliki keilmuan di bidang profesional yang dibutuhkan dalam pembangunan dan tata kelola pemerintahan moral sebagai landasan untuk mencegah perbuatan korupsi yang merusak sendi-sendi kehidupan berbangsa dan bernegara.

Kata dia, seni artinya pemuda yang memiliki keterampilan dalam berbagai bidang, seni memimpin, seni berbicara, seni mendamaikan konflik, seni bernegosiasi, seni olahraga, seni berbisnis. Berani untuk menegakkan kedisiplinan ilmunya, memperjuangakan nilai-nilai moralnya berdasarkan syariat Islam, yang dibingkai dengan seni keindahan dalam mencapai target SDM yang unggul.

“Kita akan meningkatkan pembangunan sarana dan prasarana pendidikan umum dan pesantren, membangun fasilitas yang mendukung pengembangan minat dan bakat generasi muda, membuat event nasional dan internasional yang akan mendorong generasi muda bangkit berkontribusi dalam pembangunan daerah dan Indonesia”, pungasknya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *