Rilpolitik.com, Jakarta – Pengamat kebijakan publik dari Universitas Trisakti Trubus Rahadiansyah mengkritik safari politik Calon Wakil Presiden (Cawapres) dari Koalisi Indonesia Maju (KIM), Gibran Rakabuming Raka ke Lampung. Menurutnya, hal itu tidak etis. Pasalnya, Gibran saat ini masih tercatat sebagai Wali Kota Solo.
Sebab itu, dia menilai safari politik anak sulung Presiden Joko Widodo itu tidak etis dan melanggar etika publik.
Terlebih, lanjut Trubus, masa kampanye Pilpres 2024 belum dimulai, sehingga Gibran bisa disebut curi start.
“Sebenarnya itu enggak etis, melanggar etika publik. Masa kampanye belum dimulai, yang bersangkutan sudah curi start. Secara etika publik tidak dibenarkan. Kan dia Walikota Solo, masa dia pergi ke mana mana, sampai ke Lampung,” ujar Trubus dikutip dari Tempo hari ini, Kamis (16/11/2023).
Trubus juga menyoroti pernyataan Gibran yang menyebut dirinya berhasil melakukan intervensi harga pangan dan melakukan revitalisasi pasar tradisional di Solo.
“Menurut saya, juga dari sisi kesantunan publik tidak dibenarkan. Karena kalau kesuksesan yang dia klaim itu masih incumbent, masih menjabat di walikota Solo. Kecuali pengalaman, artinya dia sudah tidak menjabat di Solo. Ini kan masih menjabat,” ujar Trubus.
Trubus juga menanggapi pernyataan cawapres pendamping Prabowo Subianto di Lampung yang mengklaim harga pangan secara umum masih stabil. Bahkan, ia menyebut, dirinya akan berkoordinasi dengan paguyuban di Pasar Natar agar harga-harga sembako tidak terlalu tinggi.
“Itu hanya gimmick politik saja untuk menarik simpati publik dan seperti pencitraan. Karena dia kan enggak bisa menentukan harga bahan pokok,” tuturnya.
Trubus justru menilai pernyataan Gibran itu merendahkan menteri yang saat ini masih menjabat.
“Ini kan urusan Kementerian Pertanian dan lembaga lain. Ini kan sebenarnya malah memercik muka kabinet yang ada sekarang,” jelasnya.