JAKARTA, Rilpolitik.com – Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) tekor Rp204,2 triliun pada pertengahan 2025 atau setara 0,84 persen dari produk domestik bruto (PDB).
Hal itu diungkap Menteri Keuangan (Menkeu), Sri Mulyani dalam Rapat Kerja dengan Badan Anggaran DPR RI di Jakarta Pusat, Selasa (1/7/2025).
“Defisit (APBN) masih kita jaga, untuk 2025 ini semester I mencapai Rp204,2 triliun. Agak lebih lebar dibandingkan tahun lalu,” kata Sri Mulyani.
Jika dibandingkan dengan semester I 2024, APBN saat itu hanya defisit 0,34 persen atau setara Rp77,3 triliun.
Adapun batas yang ditolerir APBN 2025 adalah Rp616,2 triliun alias setara 2,53 persen terhadap PDB Indonesia.
Sri Mulyani kemudian mengungkap penyebab defisit APBN di semester I tahun ini. Salah satunya adalah kontraksi penerimaan pajak yang cukup dalam pada Januari 2025 dan Februari 2025.
APBN yang tekor ini merupakan imbas dari belanja negara yang lebih besar dari penerimaan.
Kemenkeu mencatat uang negara yang sudah dibelanjakan pemerintahan Prabowo dalam 6 bulan ini menyentuh Rp1.406 triliun alias 38,8 persen dari target.
Di lain sisi, negara cuma sanggup mengantongi pendapatan senilai Rp1.201,8 triliun.
“Kita lihat dari sisi (penerimaan negara) semester I terhadap total target adalah masih 48,3 persen. Dibandingkan dengan 3 tahun terakhir memang (penerimaan semester I 2025) lebih rendah,” ungkapnya.