Rilpolitik.com, Jakarta – Direktur Eksekutif Parameter Politik Indonesia, Adi Prayitno mengungkapkan koalisi partai politik menjelang Pilpres 2024 masih sangat mungkin berubah. Ia menyebut formulasi yang ada saat ini belum sepenuhnya fix.
“Koalisi yang ada saat ini semuanya masih ‘koalisi omong-omong’, belum sepenuhnya fix,” kata Adi Prayitno melalui akun miliknya, @Adiprayitno20 pada Kamis (7/9/2023).
Menurut Dosen UIN Syarif Hidayatullah Jakarta itu meskipun koalisi sudah mulai terbentuk, tetapi masih potensial bubar dan pindah haluan. Bahkan, katanya, bisa jadi capresnya gagal maju.
“Potensial bubar, partai terbuka pindah haluan, dan munngkin ada yang gagal nyapres,” ujarnya.
Diketahui, saat ini setidaknya sudah terbentuk tiga poros kekuatan dan sudah memiliki capres usungan masing-masing untuk Pilpres 2024.
Pertama, Prabowo Subianto. Ketua Umum Partai Gerindra itu setidaknya sudah mengantongi dua partai politik parlemen di luar Gerindra. Selain itu, ia juga mendapat dukungan dari partai non parlemen, yakni PBB, Partai Gelora, dan Partai Garuda.
Dukungan terhadap Prabowo ini sudah melampaui ambang batas parlemen atau parlementary threshold (PT) 20 persen.
Kedua, Ganjar Pranowo. Mantan Gubernur Jawa Tengah itu mendapat dukungan dari PDI Perjuangan dan PPP serta Hanura.
Dukungan terhadap Ganjar Pranowo ini juga sudah memenuhi syarat minimal PT 20 persen.
Ketiga, Anies Baswedan. Mantan Gubernur DKI Jakarta itu didukung oleh Nasdem dan PKB dan PKS.
Dukungan terhadap Anies ini terbilang cukup dramatis. Pasalnya, Demokrat yang sebelumnya bergabung mendukung Anies dalam Koalisi Perubahan untuk Persatuan memutuskan untuk mencabut dukungan. Alasannya, Demokrat merasa Anies telah mengkhianati kesepakatan koalisi terkait pemilihan Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar atau Cak Imin sebagai Cawapres.
Kini, tinggal Demokrat, partai parlemen, yang belum memiliki koalisi pasca keluar dari Koalisi Perubahan.
(Abn/Rilpolitik)