SUMENEP, Rilpolitik.com – Politikus PDI Perjuangan Kabupaten Sumenep, Darul Hasyim Fath mengatakan tidak adil menimpakan segala hal terkait kesemrawutan yang terjadi di Sumenep sepenuhnya ke Achmad Fauzi Wongsojudo selaku Bupati dan PDIP sebagai partai pengusung. Sebab, katanya, Fauzi memimpin Sumenep baru 3 tahun.
Tim Sukses (Timses) Paslon Bupati dan Wakil Bupati Sumenep nomor urut 01, KH Ali Fikri-Unais Ali Hisyam (Final), Fauzi As sepakat dengan pernyataan Darul.
Namun, Fauzi As mengingatkan bahwa sebelum menjabat sebagai bupati, Achmad Fauzi sudah terlebih dahulu menjadi wakil bupati pendamping KH Busyro Karim. Menurutnya, waktu 5 tahun seharusnya cukup bagi Achmad Fauzi untuk mempelajari berbagai persoalan di Sumenep.
Diketahui, Achmad Fauzi dilantik jadi Bupati Sumenep pada 26 Februari 2021 untuk periode 2021-2024. Sebelumnya, dia juga menjadi wakil bupati Sumenep periode 2016-2021.
“Yang penting untuk diingatkan bahwa bupati sebelum hari ini menjabat sebagai bupati, dia adalah Wabup zaman K Busyro. Jadi selama 5 tahun dia sudah punya cukup waktu untuk mempelajari. Jadi bukan mulai dari awal,” ungkap Fauzi As dalam acara debat terbuka membedah visi dan misi paslon Pilkada Sumenep yang digelar Radar Madura di sebuah hotel kawasan Pajagalan, Kota Sumenep pada Selasa (24/9/2024) malam.
Fauzi As juga menyinggung pernyataan Darul yang menyebut bahwa kualitas seorang pemimpin tercermin dari kualitas kritikusnya. Fauzi As justru berpandangan sebaliknya.
“Bagi saya, kualitas pemimpin mencerminkan kualitas pasukannya. Karena ada adigium yang mengatakan, bahwa pasukan singa yang dipimpin oleh seekor domba akan dengan mudah diintimidasi oleh pasukan domba yang dipimpin oleh seekor singa,” ujarnya.
Dia kemudian mencontohkan pemilihan tenaga ahli oleh Bupati Fauzi yang menurutnya tidak menggunakan kriteria yang jelas.
Jadi bagaimanapun kualitas bupati dalam memilih tenaga ahli misalnya, saya sebetulnya tidak paham ini, tenaga ahli versi bupati itu seperti apa. Ada tenaga ahli bidang ekonomi, ada bidang investasi misalnya, yang itu kebetulan temen nongkrong saya, saya tanya, ‘Ros, apa gagasanmu berkaitan dengan peluang investasi di Kabupaten Sumenep?’. Nggak bisa jawab, ‘tak taoh keyah engkok (nggak tahu juga saya) tiba-tiba di SK-an. Lalu ini mau disebut sebagai bupati yang bagaimana?,” tanyanya.
Contoh lain, Fauzi As juga mengungkap adanya tenaga ahli pariwisata yang ia sebut memborong event-event pariwisata di Sumenep.
“Ada tenaga ahli di bidang pariwisata yang sibuk ngurus event pariwisata. 100 event ditangani satu orang dan saya sudah pegang datanya,” tuturnya.
(Ah/rilpolitik)