Rilpolitik.com, Sumenep – Nama Bupati Sumenep Achmad Fauzi sering disebut-sebut menjadi calon potensial pada Pemilihan Gubernur (Pilgub) Jawa Timur 2024 mendatang.
Bahkan, pria yang kerap gonta-ganti nama panggilan itu disebut bisa menjadi kuda hitam yang akan memenangkan pertarungan Pilgub Jatim 2024. Hal itu dibuktikan dengan tingginya angka elektabilitas Fauzi berdasarkan hasil survei.
Tingginya elektabilitas Fauzi untuk Pilgub Jatim itu terekam dalam beberapa kali survei yang dilakukan Accurate Research and Consulting Indonesia (ARCI).
Dalam survei ARCI terbaru yang dilakukan pada 5-15 September 2023 misalnya, nama Fauzi bahkan berada di urutan ketiga setelah petahana Gubernur Khofifah Indar Parawansa dan Wakil Gubernur Emil Dardak.
Elektabilitas Fauzi dalam survei yang melibatkan 1.200 responden itu mencapai 15,2 persen. Sementara Khofifah Indar Parawansa dan Emil Dardak masing-masing 37,5 persen dan 18,4 persen.
Anehnya, di survei lembaga lain, nama Achmad Fauzi justru tidak muncul sebagai figur potensial untuk Pilgub Jatim 2024. Salah satunya dalam survei yang dilakukan Politika Research and Consulting (PRC) selama periode 7-15 September 2023.
Dalam survei yang melibatkan 1.200 responden yang tersebar di 38 kabupaten/kota Jatim itu, nama Achmad Fauzi nihil. Lima besar cagub Jatim justru diisi oleh petahana dan para menteri kabinet Jokowi.
Berdasarkan survei PRC, elektabilitas Khofifah di angka 39,4%. Di peringkat kedua ada nama Mensos RI Tri Rismaharini 17,4%, disusul MenPAN-RB Azwar Anas 5,8%.
Di peringkat ke-4 ada nama Wagub Jatim yang juga Ketua DPD Demokrat Jatim Emil Elestianto Dardak 5,4%. Di posisi ke-5 yakni Mendes PDTT yang juga Ketua DPW PKB Jatim Abdul Halim Iskandar 3,3%.
“Di antara nama-nama menteri yang muncul, di peringkat ke-6 juga terselip nama Wakil Ketua Komisi VI DPR yang juga Ketua DPD Golkar Jatim M Sarmuji pada angka 2,8%,” jelas Deputi Direktur PRC M Alfan Ardillah beberapa waktu lalu.
Pertanyannya, kenapa nama Achmad Fauzi sering muncul di survei ARCI sebagai cagub Jatim yang potensial, sementara di lembaga lain nama tersebut justru tidak ada?
