JAKARTA, Rilpolitik.com – Pegiat media sosial, Jhon Sitorus menilai Presiden Joko Widodo tidak memiliki empati terhadap keluarga aktivis prodemokrasi 98 yang menjadi korban penculikan. Hal ini disampaikan merespon rencana Jokowi menaikkan pangkat Menteri Pertahanan (Menhan) Prabowo Subianto menjadi bintang empat.
Diketahui, Prabowo Subianto dipecat dari kedinasan militer pasca Soeharto tumbang melalui putusan Dewan Kehormatan Perwira (DKP) yang tertuang dalam Surat bernomor KEP/03/VIII/1998/DKP.
Prabowo dipecat karena pria yang saat itu berpangkat Letnan Jenderal (bintang tiga) diduga terlibat dalam penculikan aktivis 98 yang hingga saat ini masih hilang.
“Belum kering air mata para ibu aktivis 98 yang diculik, Jokowi kembali mengoyak hati mereka,” kata Jhon Sitorus dalam pernyataannya dikutip rilpolitik.com pada Rabu (28/2/2024).
Jhon menilai, langkah Jokowi menaikkan pangkat Prabowo menjadi bintang empat sebagai sesuatu yang memalukan.
“Pemberian pangkat Jenderal Bintang 4 akan jadi hal memalukan dalam sejarah TNI,” ujar dia.
“Bayangkan, dulu Prabowo dipecat oleh TNI lalu sekarang surat itu seolah tidak sah dengan menaikkan pangkat Prabowo,” sambung dia.
Menurut Jhon, Jokowi seharusnya malu menaikkan pangkat Prabowo yang pernah dipecat dari TNI.
“Mestinya Presiden malu melakukan tindakan ini. Pangkat kehormatan hanya akan layak diberi kepada orang-orang terhormat, rekam jejak bersih dan melakukan tugas melebihi batas kemampuannya,” terang dia.
Diketahui, Jokowi rencananya akan menyematkan jenderal kehormatan bagi Prabowo rapat pimpinan (rapim) TNI-Polri di Markas Besar (Mabes) TNI, Cilangkap, Jakarta Timur, hari ini.
Dengan kenaikan pangkat tersebut, maka Prabowo akan menyandang pangkat jenderal bintang empat.
