JAKARTA, Rilpolitik.com – Pakar ilmu komunikasi Universitas Airlangga (UNAIR) Surabaya, Prof Henri Subiakto menyebut PDI Perjuangan telah gagal memimpin parlemen untuk mewujudkan hak angket mengusut dugaan kecurangan Pilpres 2024.
Padahal, katanya, hak angket lebih bisa diandalkan untuk mengungkap dugaan kecurangan pemilu yang diduga melibatkan kekuasaan Presiden Joko Widodo ketimbang sekadar gugatan di Mahkamah Konstitusi (MK).
“Parpol yang dipimpin Bu Mega sendiri terbukti gagal menggunakan hati nurani berperan sebagai pemimpin politik di Parlemen. Gagal memimpin pengajuan Hak Angket yang sejatinya akan lebih punya kekuatan “menekan” Presiden daripada hanya MK semata,” kata Prof Henri dikutip dari akun unggahannya di X pada Jumat (12/4/2024).
Henri pun pesimis PDIP akan menang dalam gugatan hasil Pilpres 2024 di MK yang akan segera diputuskan pada 22 April 2024. Hal itu, katanya, akan menjadi kegagalan ketiga bagi PDIP dan lawan politik Jokowi secara umum.
“Terlepas dari alasan kegagalan PDIP di Parlemen, potensi kegagalan berikutnya bisa terjadi di MK. Maka tak pelak Bu Mega mengingatkan MK tentang kewajiban etis dan moral mereka sebagai negarawan yang harus membela demokrasi dan konstitusi,” ujar dia.
“Karena jika di MK gagal lagi, maka itu akan jadi kegagalan atau kekalahan ke 3 kali melawan politik Jokowi di Pemilu 2024,” sambungnya.
Henri menguraikan kekalahan lawan politik Jokowi selama Pemilu 2024. Pertama, kekalahan di Pilpres 2024.
“Kedua, kekalahan mereka di Parlemen dengan pupusnya Hak Angket, sehingga tabir gelap perusakan demokrasi tak bisa diungkap lewat jalur politik,” beber dia.
“Ketiga kemungkinan kekalahan di MK jika tim hukum mereka tak mampu meyakinkan para hakim konstitusi. Kedudukan skor bisa 3-0 untuk kemenangan Jokowi,” lanjutnya.
(War/rilpolitik)
