Rilpolitik.com, Jakarta – Wakil Sekjen Partai Demokrat, Jansen Sitindaon menyarankan Komisi Pemilihan Umum (KPU) Republik Indonesia untuk mengembalikan format debat Capres-Cawapres 2024 seperti Pilpres 2019 di mana ada sesi debat yang khusus dihadiri Cawapres. Hal itu disampaikan Jansen merespon munculnya polemik dari perubahan format debat tersebut.
“Saranku kepada @KPU_ID: ketimbang soal debat-debat ini terus dipolemikkan, kembalikan saja formatnya ke model Pilpres yang lalu. Tidak usah ada pendamping-pendamping,” kata Jansen lewat akun X-nya pada Senin (4/12/2023).
“Bahkan kalau perlu tidak perlu ada yang diubah-ubah. Jika tidak bisa dibuat lebih baik minimal ulangi saja model debat yang lalu yang sudah diterima oleh publik,” lanjut dia.
Jansen berpandangan, dengan adanya polemik perubahan format debat ini, rupanya publik justru menunggu momen debat antar Cawapres ini.
“Bisa-bisa debat Cawapres ini ratingnya lebih tinggi dibanding debat Capres. Naik kelas betul dalam Pemilu kali ini debat Cawapres. Menjadi ditunggu dan sangat dinantikan,” ujarnya.
Diketahui, Komisi Pemilihan Umum (KPU) memutuskan untuk meniadakan debat Pilpres 2024 yang khusus hanya dihadiri capres atau cawapres seperti pada Pilpres 2019 lalu. Dalam lima kali debat Pilpres 2024 itu, semuanya akan dihadiri secara bersamaan oleh pasangan capres-cawapres.
Ketua KPU RI Hasyim Asy’ari menjelaskan, lima putaran debat pada dasarnya terdiri atas tiga kali debat antarcapres dan dua kali antarcawapres. Kendati begitu, dalam lima kali debat itu pasangan capres-cawapres selalu hadir bersamaan.
“Lima kali debat itu pasangan calon semuanya hadir. Hanya saja, proporsi bicaranya yang berbeda. Pada saat debat capres, maka proporsinya capres untuk bicara lebih banyak. Ketika debat cawapres proporsinya untuk cawapres lebih banyak,” kata Hasyim pada Jumat (1/12/2023).
Perubahan format ini menuai kontroversi. Banyak pihak yang curiga tidak adanya debat khusus Cawapres ini demi mengakomodasi Cawapres nomor urut 2 yang juga anak Presiden Joko Widodo, Gibran Rakabuming Raka. Gibran selama ini dianggap selalu menghindari forum debat.
(Iq/rilpolitik)