Rilpolitik.com, Jakarta – Pernyataan Ade Armando soal Prabowo Subianto tak layak jadi Presiden Republik Indonesia kembali ramai di media sosial X setelah diunggah sejumlah akun para pendukung Bakal Capres dari PDI Perjuangan Ganjar Pranowo.
Ramainya kembali video Ade Armando itu menyusul sikap politik caleg dari Partai Solidaritas Indonesia (PSI) itu yang kerap mengkritik PDI Perjuangan dan Ganjar Pranowo.
Bahkan, Ade Armando sempat mengancam akan menarik dukungan dari Ganjar jika sikap PDIP tidak berubah.
Terbaru, Ade Armando juga mengusulkn duet Prabowo Subianto dengan Ganjar Pranowo sebagai pasangan Capres-Cawapres 2024. Usulan itu ia sampaikan setalah Prabowo bertandang ke Markas PSI beberapa waktu lalu.
Video Ade menyebut Prabowo tak layak jadi presiden salah satunya diunggah akun X Jhon Sitorus, @Miduk17. Dalam unggahannya itu Jhon Sitorus sepakat dengan Ade Armando bahwa Prabowo tak layak jadi memimpin Indonesia.
“Well said bung @adearmando61. Prabowo memang TAK LAYAK memimpin negeri ini, itulah yg menjadi dasar perjuangan kita bersama. Bahwa Prabowo nanti kembali jadi Menteri Ganjar Pranowo sah2 saja. Tapi untuk jadi RI-1, negara ini bukan utk COBA2,” kata Jhon Sitorus.
Dalam video yang diunggah Jhon Sitorus itu, Ade Armando memang menyebut Prabowo tak layak jadi presiden. Menurutnya, kelemahan Prabowo ada pada diri dan masa lalunya.
“Saya tidak mungkin mendukung Prabowo karena dia memang tidak layak menjadi presiden Indonesia. Kelemahan Prabowo ada pada dirinya dan masa lalunya,” kata Ade Armando.
Ia meminta maaf kepada para pendukung Prabowo karena harus jujur mengutarakan pendapatnya.
“Saya mintaa maaf ya kepada pendukung Prabowo kalau saya harus mengutarakan ini, tapi dalam demokrasi kita harus bicara jujur, terbuka agar proses politik bisa membawa Indonesia ke tahap yang lebih baik,” ujarnya.
Ia kemudian memaparkan sejumlah alasan kenapa Ketua Umum Partai Gerindra itu tak layak jadi presiden.
“Saya setidaknya bisa menyebut 6 persoalan dengan Prabowo. 6 persoalan itu adalah kejahatan HAM-nya di masa lalu, ketidakstabilan psikologis, kedekatannya dengan cendana, kedekatannya dengan kelompok-kelompok pro negara Islam dan pro khilafah, ketiadaan dukungannya pada demokrasi, serta potensi korupsi,” beber Ade Armando. (Abn)
