SUMENEP, Rilpolitik.com – Ketua Asosiasi Pengacara Syariah Indonesia (APSI) Jawa Timur, Sulaisi Abdurrazaq mengecam keras aksi Bupati Sumenep Achmad Fauzi Wongsojudo joget DJ dalam acara launching #Pagghunaksinyata yang menghadirkan DJ Yugenx di GOR A. Yani Sumenep pada Sabtu (1/6/2024).
Kecaman itu disampaikan Sulaisi ke Fauzi karena kehadirannya di acara yang berujung ricuh itu atas nama Bupati Sumenep sesuai dengan posternya. Ditambah aksi Fauzi yang joget geleng-geleng kepala layaknya seorang DJ di hadapan para penonton muda-mudi.
Sulaisi menilai aksi Ketua DPC PDI Perjuangan Sumenep itu sebagai perilaku pejabat yang tidak patut dicontoh.
“Bagi saya itu adalah perilaku pejabat yang tidak perlu dicontoh, tidak patut dicontoh. Di sana itu (Fauzi) bukan (sebagai) personal. Yang ditulis di sana (poster) itu Bupati Sumenep Achmad Fauzi Wongsojudo memimpin DJ bersama dengan yang lain,” kata Sulaisi dalam pernyataannya melalui akun Tiktok mikinya seperti rilpolitik.com lihat pada Minggu (2/6/2024).
Menurut Sulaisi, perilaku Fauzi telah merusak upaya pesantren di Sumenep selama ini untuk membentengi moral anak muda.
“Saya rasa tindakan-tindakan seperti itu selain merusak moral, menyediakan fasilitas untuk anak-anak muda di Sumenep yang pesantren-pesantren berusaha untuk membentengi moral anak-anak muda, bupatinya berusaha dengan sekuat tenaga untuk merusak semua tatanan itu,” ujarnya.
Bahkan, mantan aktivis HMI Madura itu menyebut tindakan Fauzi joget DJ sebagai penghinaan terhadap para ulama dan kiai serta ormas Islam seperti NU dan Muhammadiyah.
“Jadi bagi saya, saya ingin menyampaikan begini, kalau untuk ngejek ya, ngejek lah, ngejek pesantren begitu untuk menghina kiai, untuk menghina ulama, untuk menghina NU, untuk menghina Muhammadiyah, untuk menghina MUI cukup dengan berperilaku seperti Bupati Sumenep Achmad Fauzi Wongsojudo ini,” ujarnya
“Perilakunya seperti apa? Ya goyang-goyang DJ, goyang-goyang akhirnya terjadi keributan anak-anak muda di situ,” sambungnya.
Bagi Sulaisi, Fauzi selaku pejabat publik tidak memberikan contoh yang baik bagi masyarakat. Dia pun mengatakan harus menyuarakan keresahannya terhadap perilaku amoral bupati.
“Tadinya anak-anak muda bukan tidak suka seperti itu, tapi kalau publik figur seperti bupati memberi contoh seperti itu, ini bagi saya kurang ajar. Dan saya harus bicara itu. Dia calon bupati yang akan datang. Kita menahan diri untuk bicara, tapi saya harus bicara,” katanya.
Selain Fauzi, Sulaisi juga mengecam kehadiran Ketua DPC PAN Sumenep, Faisal Muhlis yang berdasar posternya tertulis selaku ‘owner’. Dia mengaku kecewa dengan anggota DPRD dari daerah pemilihan (Dapil) Sumenep 2 itu.
“Saudara seharusnya menjadi panutan, panutan menjaga kultur pesantren ya. Sumenep ini kultur pesantren, kultur santri. Jangan saudara beri contoh yang rusak seperti itu. Bagi saya rusak lah ya,” ucapnya.
Lebih lanjut, Sulaisi juga menyentil Kapolres Sumenep, AKBP Henri Noveri Santoso. Dia mengaku tidak tahu acara tersebut izin atau tidak ke Polres Sumenep.
“Kalau ini diizinkan, maka kritik saya tujukan kepada Kapolres Sumenep. Ini perbuatan yang bagi saya kurang ajar. Ini menghina pesantren, ini menghina santri, ini menghina NU, ini menghina Muhammadiyah, ini menghina MUI ya. Dan bagi saya nggak patut bagi seorang bupati, bagi seorang anggota DPR mimpin DJ seperti itu,” tegas dia.
“Kalau betul ini diizinkan oleh Kapolres Sumenep maka jangan salahkan kami kalau ke depan melakukan langkah-langkah yang tidak sesuai dengan harapan Polres Sumenep,” tambahnya.
Bupati Fauzi Joget DJ
Diberitakan sebelumnya, Bupati Sumenep Achmad Fauzi menghadiri acara launching #Pagghunaksinyata yang menghadirkan DJ Yugenx. Dalam acara itu, Fauzi yang mengenakan baju koko putih sempat memimpin joget DJ dari atas panggung.
Acara tersebut berujung ricuh. Keributan terjadi antar penonton. Padahal, sebelum meninggalkan acara, Fauzi sudah berpesan agar penonton tertib.
“Nikmati seni musik ini, tapi jangan sampai ribut. Nggak boleh ribut,” ujarnya.
(Ah/rilpolitik)