NasionalPolitik

Soal Sindiran Capres Pandir dan Hobi Menculik, Politikus Demokrat Serang Butet

×

Soal Sindiran Capres Pandir dan Hobi Menculik, Politikus Demokrat Serang Butet

Sebarkan artikel ini
Butet Kertaredjasa (kanan). [Tangkapan layar]

Rilpolitik.com, Jakarta – Wakil Sekjen Partai Demokrat Jansen Sitindaon merespon sindiran Budayawan Bambang Ekoloyo Butet Kertaredjasa di hadapan ribuan kader PDI Perjuangan dalam puncak peringatan Bulan Bung Karno (BBK) yang menyebut capres pandir hingga suka menculik.

Jansen mengatakan, sindiran tersebut justru semakin menegaskan kelas Butet yang tak layak dianggap sebagai budayawan.

Ia mengaku dulu dirinya masih menghargai Butet meskipun sering mengkritik pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).

“Di zaman pak SBY dia sangat banyak mengkritik namun dulu aku masih menganggap tinggi mas Butet ini,” kata Jansen seperti Rilpolitik.com kutip dalam akun Twitternya, @jansen_jsp pada Minggu (25/6/2023).

Kini, lanjut Jansen, Butet tak lebih dari sekadar seniman komersil dan semakin menunjukkan sikapnya yang partisan.

“Namun sekarang SAH SUDAH. Dia ini kelasnya memang bukan Budayawan, tapi sekedar seniman komersil saja. Dan partisan. Jadi jangan terlalu tinggi lagi kita melihat dia!” tegas Jansen.

Sebelumnya, dalam acara puncak peringatan Bulan Bung Karno (BBK) di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK), Jakarta Pusat, Butet membacakan puisi di hadapan ribuan kader PDIP.

Mulanya, Butet mengatakan PDIP mengerahkan semangat ‘meneruskan’. Tetapi di sisi lain ada kelompok yang hanya menginginkan ‘perubahan’.

“Disini semangat meneruskan, disana maunya perubahan. Oh begitulah sebuah persaingan,” ucap Butet di SUGBK pada Sabtu (24/6/2023).

Butet lalu menyinggung soal banjir yang disebut suatu kelompok hanyalah ‘air yang parkir’. “Di sini nyebutnya banjir, di sana nyebutnya air yang markir. Ya begitulah kalau otaknya pandir,” tutur dia.

Butet pun menuturkan ada sosok yang berkoar-koar dirinya ingin dijegal karena dibidik KPK. Padahal, kata Butet, sosok yang dimaksudnya itu dibidik karena ‘nyolong’.

“Pepes ikan dengan sambel terong, semakin nikmat tambah daging empal. Orangnya diteropong KPK karena nyolong, eh lha, kok koar-koar mau dijegal,” ungkapnya.

Butet menyebut capres Jagoan Presiden Joko Widodo (Jokowi) identik dengan sosok yang berambut putih dan bekerja keras. Butet lalu menyindir sosok capres yang hobinya ‘menculik’.

“Jagoan Pak Jokowi rambutnya putih, gigih bekerja sampai jungkir balik. Hati seluruh rakyat Indonesia pasti akan sedih jika kelak ada presiden hobinya kok menculik,” ujar dia.

Sebelum mengakhiri puisinya, Butet menyindir soal pemimpin yang bermodal transaksi semata. Sosok itu, kata Butet, dijamin bukan tauladan kelas negarawan.

“Cucu komodo mengkeret jadi kadal, tak lezat digulai biarpun pakai santan. Kalau pemimpin modalnya cuman transaksional, dijamin bukan tauladan kelas negarawan,” katanya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *