NasionalPolitik

Romi PPP: 99 Persen Pejabat di Indonesia Korup

×

Romi PPP: 99 Persen Pejabat di Indonesia Korup

Sebarkan artikel ini
Romahurmuziy.

JAKARTA, Rilpolitik.com – Mantan Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan (PPP), Romahurmuziy atau Romi menyampaikan nyaris 100 persen pejabat di Indonesia berperilaku korup.

Pernyataan itu diungkapkan Romi dalam sebuah podcast yang tayang di Kanal Youtube Hendri Satrio Official dikutip Kamis (25/9/2025).

Mulanya, Romi mengatakan bahwa hukum dan penjara merupakan sebuah keniscayaan bagi para politisi papan atas. Sebab, hukum dan penjara selalu dijadikan sebagai alat untuk mengekang pertarungan politik.

“Kalau dalam politik itu kan hukum dan penjara itu kan sebuah keniscayaan bagi politisi papan atas. Kenapa? Karena memang hukum dan penjara itu adalah alat untuk melakukan pengekangan terhadap pertarungan politik. Itu yang paling gampang,” kata Romi saat ditanya terkait masa lalunya yang pernah terjaring operasi tangkap tangan (OTT) Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) pada pertengahan Maret 2019 silam.

“Jadi orang yang masuk ke penjara atas nama judul apapun, apakah itu korupsi, penistaan agama, apakah itu ujaran kebencian gitu ya, atau menghina orang lain, itu kan sebenarnya bagian dari risiko pertarungan politik,” tambahnya.

Dia juga mengatakan, orang yang dipenjara belum tentu bersalah. Justru, kata dia, banyak orang bersalah tetapi tidak dipenjara.

“Orang yang dipenjara belum tentu salah, banyak orang yang salah tidak dipenjara. Karena lebih banyak lagi orang yang salah tidak dipenjara. Kenapa? Penjaranya terbatas,” ujarnya sambil tertawa.

Romi lalu menyampaikan bahwa 99 persen pejabat di Indonesia melakukan korupsi. Ia menyebut hanya lima hal yang membedakan dari mereka.

“Saya selalu mengatakan bahwa di Indonesia itu yang namanya pejabat 99 persen itu korup. Yang membedakan cuma lima hal. Satu, besar kecilnya. Besar kecilnya uang yang dikorupsi. Yang kedua, modus operandinya. Kan ada fiktif, under spec, macem-macem lah ya. Yang ketiga, ketahuan atau nggak. Kalau ketahuan, yang keempat bisa dibuktikan atau tidak. Yang kelima banyak sedekahnya atau tidak. Karena kalau banyak sedekahnya, 86 (diselesaikan) juga,” ucapnya.

“Jadi lima hal itu yang membedakan,” tegasnya lagi.

Romi mengatakan bahwa korupsi dilakukan oleh aktor kekuasaan. Hal itu tidak hanya terjadi di Indonesia, tetapi juga di berbagai negara di seluruh Indonesia.

“Karena memang di seluruh dunia tidak ada bedanya dengan Indonesia bahwa korupsi itu yang bisa melakukan adalah aktor yang ada dalam kekuasaan,” ujar dia.

(Ah/rilpolitik)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *