Rilpolitik.com, Jakarta – Wakil Ketua Umum Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Andy Budiman merespon pernyataan Rocky Gerung yang menyebut Jokowi sebagai bajingan tolol dan pengecut.
Menurut Budiman, Rocky Gerung selama ini hanya bermain-main dengan retorika bombastis tanpa makna.
“Bicara tanpa data, cuma main-main dengan retorika bombastis tanpa makna. Kini menghina dan merendahkan presiden yang tingkat kepuasan publiknya diatas 80 persen. Hari-hari omong kosong ala @rockygerung,” kata Budiman di akun Twitternya, @Andy_Budiman_ pada Senin (31/7/2023).
Diketahui, Rocky Gerung menyebut Jokowi bajingan yang tolol. Pernyataan itu Rocky Gerung sampaikan dalam acara Aliansi Aksi Sejuta Buruh di Bekasi pada Sabtu (29/7/2023). Rocky menyebut Jokowi hanya sibuk memikirkan bagaimana mempertahankan legacy-nya setelah turun dari kekuasaannya nanti.
“Begitu Jokowi kehilangan kekuasaannya, dia jadi rakyat biasa. Nggak ada yang peduli nanti, tetapi ambisi Jokowi adalah mempertahankan legacy-nya. Dia masih pergi ke China buat nawarin IKN. Dia masih mondar-mandir dari satu koalisi ke koalisi yang lain untuk mencari kejelasan nasibnya. Dia memikirkan nasibnya sendiri, dia tidak memikirkan nasib kita,” kata Rocky.
Di situlah kemudian muncul istilah bajingan yang tolol dari Rocky Gerung. Tak hanya tolol, Rocky juga menyebut pengecut.
“Itu bajingan yang tolol. Kalau dia bajingan pinter, dia mau terima berdebat dengan Jumhur Hidayat. Tapi bajingan tolol itu sekaligus bajiangan yang pengecut. Ajaib, bajingan tapi pengecut,” ucapnya.
Rocky gerung mengajak para hadirin untuk lantang menyuarakan perlawanan terhadap Jokowi pada 10 Agustus nanti.
“Jadi teman-teman, kita harus lantangkan ini. Saya percaya bahwa 10 Agustus nanti akan ada kemacetan di jalan tol. Bukan saya percaya, saya inginkan. Lebih baik macet di jalan tol daripada macet di jalan pikiran. Kita perlukan itu,” tegas Rocky.
“Sejarah menunggu kita dan siapa yang dipanggil sejarah, dia mesti mewakafkan waktu dan tenaganya untuk memungkin sejarah itu menempuh jalurnya sendiri,” lanjutnya.
Menurut Rocky, tidak perubahan tanpa gerakan. Kekuasaan, menurutnya, hanya berubah kalau ditandingi dengan kekuatan massa.
“Tidak ada perubahan tanpa gerakan. Saya bisa kritik macem-macem, tapi kekuasaan hanya berubah kalau ditandingi oleh massa. Kekuasaan selalu takut pada massa. Sejarahnya begitu, sunnatullahnya begitu,” katanya.