JAKARTA, Rilpolitik.com – Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) Jimly Asshiddiqie mengatakan kemarahan publik saat ini terhadap praktik politik dinasti dan bejatnya etika para pejabat dalam mengelola negara harus dimanfaatkan untuk perbaikan bangsa dan negara ke depan.
Menurut Jimly, belum pernah ada sepanjang sejarah begitu banyak masyarakat yang marah terhadap maraknya praktik politik dinasti dan bejatnya etika bernegara.
“Belum pernah dalam sejarah begitu banyak orang marah seperti sekarang tentang 2 hal: maraknya praktik politik dinasti & bejatnya moral-etika bernegara,” kata Jimly melalui akun X resminya, @JimlyAs pada Jumat (8/3/2024).
Sebab itu, Jimly berharap fenomena ini dijadikan sebagai momentum perbaikain sistem bernegara ke depan.
“Terlepas dari aksi untuk solusi jangka pendek, mari manfaatkn momentum untuk pembenahan sistem ke depan,” ujarnya.
“Modernisasi budaya politik & tata sistem pradilan etika,” pungkas Ketua Majelis Kehormatan Mahkamah Konstitusi (MKMK) itu.
Diketahui, dinasti politik dan pelanggaran etika saat ini masih terus menjadi sorotan publik. Hal ini berawal dari majunya anak sulung Presiden Joko Widodo, Gibran Rakabuming Raka sebagai Calon Wakil Presiden (Cawapres) 2024 yang dinilai sebagai dinasti politik.
Terlebih, lolosnya Gibran sebagai Cawapres karena putusan sang paman Anwar Usman di MK yang mengubah syarat usia Capres-Cawapres tak perlu berusia 40 tahun asal sudah pernah atau sedang menjadi kepala daerah yang dipilih melalui mekanisme pilkada atau Pemilu.
Putusan tersebut telah membuat Anwar Usman dipecat dari jabatan Ketua MK karena dianggap melanggar etika berat.
(Ah/rilpolitik)