Rilpolitik.com – Tak selamanya Sakera identik dengan celurit. Pada masa penjajahan, celurit memang andalan Sakera. Tapi zaman terus bergerak. Dan kini, tepatnya pada 22 Oktober 2023, di Ajang Equestrian Archery Exhibition, seorang Sakera muda memukai mata penonton dengan kepiawaiannya dalam memanah.
Namanya adalah Saladin Siradj. Satu-satunya peserta Equestrian Archery Exhibition yang berasal dari Madura. “Ajang pertamanya Saladin Siradj, Alhamdulillah mendapatkan penghargaan sebagai peserta pendatang baru berbakat di usia 13 tahun,” kata Donny Siradj, ayah dari Saladin Siradj.
Sebagai seorang Sakera, belajar memanah tentu bukan hal yang mudah. Di Madura, olahraga panahan belum banyak dikenal. Karena itu, butuh energi yang ekstra untuk mendidik dan menjadikan anak-anak muda Madura sebagai atlit atau ahli panahan.
Saladin sendiri, kata Donny, sangat menyukai panahan. Bahkan, nama Saladin sendiri, ia ambil dari tokoh besar dalam sejarah peradaban Islam, yang sangat ahli dalam memanah, yaitu Salahuddin Al Ayyubi, yang di kalangan Barat dikenal dengan nama Saladin.
Untuk itu, Donny selalu mengikutsertakan Saladin dalam berbagai latihan dan perlombaan. Tujuannya adalah mengasah kemampuan Saladin agar kelak dapat menjadi Sakera yang tidak saja mengharumkan Madura, tapi juga Indonesia.
Pada ajang yang diselenggarakan Pesantren Modern ZIIS dalam rangka memperingati Hari Santri Nasional di Dusun II Cikidang Kecamatan Cilongok Kabupaten Banyumas Jawa Tengah itu, Saladin ikut dalam kategori Panahan Berkuda.
Saladin bersaing dengan peserta lain yang berasal dari beberapa pondok pesantren di seluruh Indonesia.
Selain itu, pada lomba tersebut, hadir juga atlit – atlit nasional yang berasal dari kalangan santri, yang telah mengharumkan nama Indonesia di pentas olahraga Equestrian Archery level Asia dan Eropa yaitu Arsa Wening dan Arum Nazlus.
“Kehadiran Arsa Wening dan Arum Nazlus yang sudah berprestasi di level Internasional menjadi penyemangat dan inspirasi bagi Saladin. Dan saya senang, Arsa dan Arum memberikan apresiasi tinggi pada Saladin atas apa yang telah ia tunjukkan di ajang ini,” kata Donny.
Donny yang juga Co Founder Indonesia Equestrian Archery – Tenth Pigging (IEA-TP), yang menjadi supporting ajang Equestrian Archery Exhibition yang digelar Pesantren ZIIS tersebut barharap, olahraga panahan makin digemari oleh kalangan santri pada umumnya, dan anak-anak Madura pada khususnya.
“Sehingga olahhraga yang merupakan kesukaan Nabi Muhammad ini juga menjadi kebanggan para santri, dan pada akhirnya negeri ini mengukir prestasi dari olaharaga ini,” kata Donny.