KALTIM, Rilpolitik.com – Aktivis media sosial, Jhon Sitorus mengecam keras aksi aparat menggunduli 9 petani yang dijadikan tersangka pengancaman pekerja proyek Bandara VVIP di Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara, Kalimantan Timur. Menurutnya, tak seharusnya para petani yang menuntut haknya diperlakukan seperti pelaku kriminal.
“Mereka diperlakukan seolah-olah pelaku kriminal dan teroris. Padahal, petani ini hanya menuntut haknya kepada negara,” kata Jhon Sitorus dalam unggahannya di X seperti rilpolitik.com kutip pada Selasa (19/3/2024).
Jhon Sitorus menilai langkah aparat menggunduli petani sama saja dengan negara menginjak-injak harga diri mereka.
“Negara menginjak harga diri mereka dengan menggunduli petani di IKN,” ujarnya.
Dia kemudian menyentil Presiden Joko Widodo dan menyebutnya abai terhadap warga di sekitar kawasan IKN.
“Dulu mendahulukan komunikasi, sekarang langsung persekusi,” sesalnya.
Loyalis Ganjar Pranowo itu kembali menegaskan bahwa penggundulan tersebut sebagai penghinaan terhadap rakyat.
“Abdi rakyat menghinakan tuannya, rakyat Itu sendiri. Bahkan mereka menggunduli dengan memakai seragam yang biayanya dari pajak petani yang digunduli,” tegasnya.
Jhon mengingatkan bahwa aparat sejatinya adalah abdi bagi rakyat. Dia sangat menyayangkan tindakan penggundulan terhadap 9 petani itu.
“Sungguh memalukan, aparat seolah-olah merasa lebih tinggi dari rakyatnya sendiri. Padahal sejatinya aparat hanyalah abdi bagi rakyatnya,” pungkas Jhon.
Kabid Humas Polda Kalimantan Timur Kombes Artanto sempat mengklarifikasi pemotongan rambut petani tersebut. Dia mengatakan, pemotongan rambut berlaku bagi semua tahanan tanpa terkecuali. Menurutnya, kebijakan itu bagian dari penerapan tata tertib ruang tahanan Polri.
“Guna pemeriksaan identitas, badan atau kondisi fisik dan menjaga/memelihara kesehatan serta mengidentifikasi penyakit pada tahanan baru,” tegasnya pada Minggu (17/3/2024).
(Ah/rilpolitik)