Rilpolitik.com, Jakarta – Peneliti Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) Saidiman Ahmad mengatakan PDI Perjuangan berpotensi kembali menang pada Pemilu 2024 mendatang. Hal itu karena latar belakang PDIP yang sudah dua kali menang secara berturut-turut pada Pileg dan Pilpres 2014 dan 2019.
“PDI Perjuangan sudah memenangkan pemilihan umum legislatif dan presiden dua kali berturut-turut. Sekarang pun kelihatannya atau besar potensinya akan kembali keluar sebagai pemenang,” kata Saidiman melalui akun Twitternya, @saidiman pada Selasa (15/8/2023).
Sebab itu, kata Saidiman, wajar jika ada banyak upaya dari pihak-pihak tertentu untuk menjatuhkan partai besutan Megawati Soekarnoputri itu pada Pemilu 2024.
“Salah satu caranya adalah berusaha memisahkan PDI Perjuangan dengan kader terbaiknya: Joko Widodo,” ujar Saidiman.
Menurut Saidiman, upaya memisahkan Jokowi dengan PDI Perjuangan massif dilakukan melalui narasi seolah-olah koalisi besar di luar PDI Perjuangan adalah inisiatif Presiden Joko Widodo.
“Seolah-olah sedang terjadi pertarungan politik antara PDI Perjuangan dengan Jokowi. Dibangun narasi bahwa koalisi besar di luar PDI Perjuangan itu adalah inisiatif Jokowi,” tutur Saidiman.
Padahal, lanjut Saidiman, baik Jokowi maupun ketua-ketua partai itu menyatakan mereka independen dalam memutuskan kerja sama politik.
Sebelumnya, dua partai parlemen, Golkar dan PAN, menyusul Gerindra dan PKB mendeklarasikan dukungan kepada Menteri Pertahanan RI Prabowo Subianto sebagai Calon Presiden (Capres) 2024.
Dengan tambahan dukungan dua partai ini, Prabowo menjadi bakal capres yang mendapat dukungan partai parlemen terbanyak di antara 2 bakal capres lainnya, Ganjar Pranowo dan Anies Baswedan.
Total dukungan terhadap Prabowo saat ini mencapai 46,09 persen dari total jumlah kursi parlemen. Artinya, koalisi Prabowo sudah melampaui ambang batas pencalonan presiden atau presidential threshold (PT) 20 persen.
Banyaknya partai yang merapat ke Prabowo ini memunculkan spekulasi bahwa dukungan tersebut merupakan arahan dari Presiden Jokowi. Pasalnya, Prabowo dan pendukungnya selama ini selalu mengklaim sebagai tim Jokowi yang akan melanjutkan kerja-kerjanya di masa yang akan datang.
Ditambah lagi, Presiden Jokowi menunjukkan gelagat mengendorse Prabowo Subianto dalam bebedapa kali kesempatan.
Ketua Umum PAN, Zulkifli Hasan atau Zulhas membantah dukungannya terhadap Prabowo adalah arahan dari Jokowi. Ia menegaskan, ksputusan itu diambil secara demokratis.
“Jadi ini putusan kita bersama, bareng-bareng. Sama sekali tidak ada arahan dari Pak Jokowi,” tegas Zulhas usai mendeklarasikan dukungan ke Prabowo di
Jokowi sendiri juga sudah angkat bicara terkait dukungan Golkar dan PAN. Ia menegaskan tidak ikut campur putusan politik anggota koalisinya. Menurutnya, urusan koalisi dan dukungan capres-cawapres merupakan ranah partai politik.
“Ya itu urusannya partai-partai-lah. Urusannya Golkar, urusannya PAN, urusannya Gerindra, urusannya PKB. Itu urusannya partai-partai,” ujarnya, di Istana Negara, Jakarta, Senin (14/8/2023).
(Abn)