DaerahPolitik

Moral Bupati Sumenep Dinilai Kian Rusak Sejak Namanya Bertambah ‘Wongsojudo’

5915
×

Moral Bupati Sumenep Dinilai Kian Rusak Sejak Namanya Bertambah ‘Wongsojudo’

Sebarkan artikel ini
Bupati Sumenep Achmad Fauzi.

SUMENEP, Rilpolitik.com – Moral Bupati Sumenep, Achmad Fauzi dinilai semakin rusak sejak bertambah ‘Wongsojudo’ di akhir namanya. Hal itu disampaikan seorang advokat kawakan Jawa Timur, Sulaisi Abdurrazaq melalui akun Tiktoknya pada Minggu (2/6/2024).

Awalnya, Sulaisi mengaku mendapatkan kiriman video yang membuat dirinya merasa miris. Dia mengatakan sebenarnya sudah sekian lama dirinya berusaha menahan diri untuk tidak mengkritik kepemimpinan Fauzi di Sumenep. Namun, akibat video tersebut, dia menilai usahanya menjadi sia-sia.

“Saya malam ini mendapat kiriman video dari teman-teman dan sesungguhnya saya sudah sekian lama mencari cara bagaimana cara untuk memberi kredit poin memuji Bupati Sumenep supaya saya tidak terus menerus dinilai mengkritisi. Tapi malam ini saya merasa itu tidak penting akhirnya setelah saya menerima video dari temen-temen di Sumenep ya,” kata Sulaisi seperti rilpolitik.com lihat di akun Titkoknya.

Lantas kenapa Sulaisi menilai moral Bupati Sumenep Achmad Fauzi semakin rusak?

Rupanya, video yang diterima Sulaisi itu menunjukkan aksi Bupati Fauzi tengah memimpin joget DJ. Aksi tersebut diketahui terjadi dalam acara launching #Pagghunaksinyata yang menghadirkan DJ Yugenx di GOR A. Yani Sumenep pada Sabtu (1/6/2024) malam, yang kemudian berujung terjadinya keributan antar penonton.

Sulaisi mengecam keras joget DJ Fauzi. Menurutnya, aksi itu tak patut dilakukan oleh seorang pejabat publik.

“Saya dapat kiriman video ternyata dia ini lagi geleng-geleng begini ya mimpin joget DJ yang itu akhirnya menyebabkan keributan. Menyebabkan keributan yang bagi saya itu adalah perilaku pejabat yang tidak perlu dicontoh, tidak patut dicontoh,” ujar dia.

Sulaisi menyinggung rusaknya moral Fauzi dengan perubahan namanya dari sebelumnya ‘Achmad Fauzi’ menjadi ‘Achmad Fauzi Wongsojudo’. Dia menyebut moral Fauzi kian rusak sejak namanya tambah panjang.

Baca juga:  Tim FINAL Ingatkan KPU Tak Berbohong Soal Tanggal Penetapan Hasil Pilkada Sumenep

“Dulu pada saat namanya masih Achmad Fauzi, saya rasa tidak begitu mencolok ya perbuatan-perbuatan dia yang saya rasa tidak perlu menjadi contoh, tidak patut untuk dicontoh. Tapi setelah namanya bertambah menjadi Achmad Fauzi Wongsojudo, Wongsojudo ini yang barangkali membuat dia ini semakin rusak lah ya, bahasa saya,” ucapnya.

Sulaisi menegaskan, kehadiran Fauzi dalam acara DJ itu kapasitasnya sebagai Bupati Sumenep sesuai dengan posternya. Sebab itu, dia mengkritik aksi itu.

“Di sana itu bukan personal. Yang ditulis di sana itu Bupati Sumenep Achmad Fauzi Wongsojudo memimpin DJ bersama dengan yang lain. Oke, jadi itu saya kritik,” tegasnya.

Dia mengatakan, pesantren-pesantren di Sumenep selama ini berusaha untuk membentengi moral anak muda. Tapi, katanya, hal itu semua dirusak oleh Bupati Fauzi.

“Saya rasa tindakan-tindakan seperti itu selain merusak moral, menyediakan fasilitas untuk anak-anak muda di Sumenep yang pesantren-pesantren berusaha untuk membentengi moral anak-anak muda, bupatinya berusaha dengan sekuat tenaga untuk merusak semua tatanan itu,” katanya.

Tak hanya, aksi joget DJ Fauzi juga dinilai sebagai penghinaan terhadap para ulama dan kiai serta ormas-ormas Islam seperti NU, Muhammadiyah, dan MUI.

“Jadi bagi saya, saya ingin menyampaikan begini, kalau untuk ngejek ya, ngejek lah, ngejek pesantren begitu untuk menghina kiai, untuk menghina ulama, untuk menghina NU, untuk menghina Muhammadiyah, untuk menghina MUI cukup dengan berperilaku seperti Bupati Sumenep Achmad Fauzi Wongsojudo ini,” ujarnya.

(Ah/rilpolitik)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *