SUMENEP, Rilpolitik.com – Sejumlah massa yang tergabung dalam Aliansi Badan Eksekutif Mahasiswa Sumenep (BEMSU) menggelar aksi unjuk rasa di depan Kantor Bupati Sumenep Achmad Fauzi pada Senin (27/5/2024). Mereka menuntuk Pemerintah Kabupaten (Pemkab Sumenep) untuk serius mengentaskan kemiskinan.
Mereka menyoroti pembagian bantuan sosial (bansos) yang seharusnya digunakan untuk mengurangi beban hidup masyarakat miskin, tetapi justru disalahgunakan.
Hal itu berdasarkan hasil audit BPK tahun 2022. Dalam temuan tersebut, katanya, ada tiga ASN yang menerima BLT BBM. Hal itu menunjukkan adanya penyalahgunaan bansos oleh Pemkab Sumenep.
Aksi ini merupakan yang kedua dengan tuntutan yang sama dengan aksi sebelumnya, yakni menuntaskan kemiskinan. Namun, mereka berpandangan tak ada langkah taktis yang dilakukan Pemkab Sumenep berkenaan dengan tuntutan mereka.
Seorang orator dari mobil komando pun tak kuasa meluapkan kekesalannya terhadap Bupati Sumenep Achmad Fauzi yang terkesan tutup mata dan telinga terhadap penderitaan rakyat. Dia menyebut Kantor Bupati sebagai Gedung Pengkhianat Bangsa.
“Hari ini, kita berada di gedung pengkhianat bangsa,” katanya dengan nada berapi-api.
“Hari ini gerakan kedua, namun tak ada satu pun langkah-langkah yang dilakukan Pemkab Sumenep. Seakan tak terjadi apa-apa,” sambungnya.
Ia kemudian meminta persetujuan massa yang hadir untuk mengubah nama Pemkab Sumenep jadi Gedung Pengkhiat Bangsa.
“Lalu masih pantaskah ini disebut sebagai gedung Pemkab Sumenep atau kita ubah namanya jadi gedung pengkhianat bangsa?” teriaknya yang kemudian disambut dengan seruan “setuju” untuk diubah namanya oleh massa aksi.
Sebagai informasi, aksi ini pada akhirnya dibubarkan secara paksa oleh polisi. Pasalnya, ada salah satu orator diduga mempelesetkan konten Pancasila.
(Ah/rilpolitik)