BeritaDaerahSerba-serbi

Jawab Keluhan Pengusaha, Petani Tembakau di Sumenep Ungkap Adanya Pedagang Main Curang

3282
×

Jawab Keluhan Pengusaha, Petani Tembakau di Sumenep Ungkap Adanya Pedagang Main Curang

Sebarkan artikel ini
Petani asal Sumenep Sirajuddin. [Tangkapan layar dari akun Tiktok, @kerrankztakoningp]

Rilpolitik.com, Sumenep – Dua pengusaha tembakau asal Madura yakni Khoirul “Haji Her” Umam dan Haji Mukmin mengeluhkan banyaknya petani tembakau yang memilih panen dini. Langkah ini diduga demi mengejar harga tembakau yang lagi tinggi. Panen dini itu dinilai telah merusak kualitas tembakau. Hal ini dikhawatirkan dapat mempengaruhi harga tembakau ke depan.

Seorang petani asal Sumenep bernama Sirajuddin menjawab keluhan tersebut. Ia menjelaskan sejumlah tahapan yang harus dilalui oleh para petani sebelum akhirnya memutuskan tembakaunya layak panen.

Keberadaan tembakau yang dipanen sebelum waktunya, kata Sirajuddin, bukan semata-mata murni kesalahan para petani. Ia memastikan setiap petani sudah mengikuti tahapan-tahapan tersebut demi menjaga kualitas barang.

“Petani bisa pastikan kalau panen sendiri sampai benar-benar layak panen. Kesalahan ini tidak murni kesalahan para petani,” kata Sirajuddin seperti Rilpolitik.com kutip dari akun Tiktok, @kerrankztakoningp pada Kamis (31/8/2023).

Namun, jelasnya, persoalan justru ada pada para pedagang tembakau itu sendiri. Ia mengungkapkan ada oknum pedagang yang justru melakukan kecurangan. Oknum tersebut, katanya, memborong tembakau langsung ke lahan petani, lalu dipanen sendiri meskipun masih belum layak panen.

“Sehingga banyak tembakau masih muda sudah dipanen. Makanya saya ingin menyampaikan bahwa semuanya bukan murni kesalahan petani,” tegasnya.

Sirajuddin menegaskan, petani tembakau dan pengusaha memiliki persepsi yang sama bahwa tembakau itu tidak boleh dipanen dini.

“Ini sudah punya kesamaan persepsi antara Pak Haji Her dan Pak Haji Mukmin dengan petani,” ucapnya.

Ia pun meminta Haji Her dan Haji Mukmin untuk juga memberikan himbauan kepada oknum-oknum pedagang yang telah mencoreng citra para petani tembakau dengan cara panen dini.

“Jadi untuk sultan berdua, Pak Haji Her dan Pak Haji Mukmin, pedagang juga kasih imbauan agar tidak petik tembakau yang masih muda,” tukas dia.

Baca juga:  IAA Jember Imbau Anggotanya Bantu Pemenangan Ali Fikri-Unais di Pilkada Sumenep

Sebelumnya, beredar video dari pengusaha tembakau asal Madura Haji Her yang mengimbau para petani untuk tidak panen dini. Ia mengaku, telah menyortir tembakau yang masuk ke pabrik dan hasilnya hampir 50 persen panen dini.

“Mengimbau kepada petani untuk tidak memetik tembakau yang masih muda. Saya baru saja nyortir untuk pertama kalinya, hampir 50 persen panen dini,” ujarnya.

Ia mempertanyakan langkah petani yang memilih panen dini. Padahal harga tembakau tahun ini cukup bagus.

“Kenapa? Padahal (harga jual) tembakau sudah mahal. Jadi, tolong jangan sampai panen dini,” katanya.

Ia mengajak para petani untuk profesional. Ia mewanti-wanti agar petani tidak memanen tembakaunya yang masih muda.

“Kita harus sama-sama menjaga pabrik. Kasihan pabriknya kalau dikasih daun tembakau muda. Harus sama-sama profesional, harus saling bantu. Jadi kita bersama pabrik mikirin petani, tapi petani harus mikirin pabrik juga dengan cara tidak panen dini,” tegas pria yang dijuluki Sultan Madura itu.

Harga tembakau di Madura, khususnya Kabupaten Sumenep, tahun ini terbilang cukup bagus. Harga tembakau saat ini berada di kisaran Rp55 ribu sampai Rp70 ribu per kilogram.

(Abn/Rilpolitik)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *