Rilpolitik.com, Jakarta – Wakil Sekjen Partai Demokrat, Jansen Sitindaon menilai tingkat kesalehan personal umat beragama di Indonesia meningkat. Hal itu ditandai dengan semakin ramenya tempat-tempat ibadah.
Terkait hal itu, Jansen mewanti-wanti agar tidak ada pihak tertentu yang berupaya membentur-benturkan antar agama demi kepentingan politik menjelang Pilpres 2024. Sebab, hal itu dapat memicu konflik horizontal yang berkepanjangan.
“Di tengah lagi “semangatnya” orang beragama di Indonesia ini, itu maka aku katakan: mari kita hindari betul soal agama dan keagamaan ini diaduk-aduk di politik. Apalagi di kontestasi besar seperti Pilpres ini yang melibatkan seluruh rakyat,” kata Jansen dikutip dari akun X-nya pada Senin (18/12/2023).
“Karena kalau yang “dipantik” sudah soal agama apalagi dibenturkan dengan agama lain, penjahat yang tidak pernah ibadah sekalipun pasti akan membela agamanya,” sambung dia.
Menurut Jansen, Indonesia akan benar-benar terpecah belah jika yang terjadi adalah konflik agama. Dia mencontohkan konflik yang terjadi di Poso, Ambon, dan lain-lain. Dia menyebut konflik tersebut panjang dan berdarah-darah serta efeknya cukup dalam.
“Itu maka aku selalu menyerukan mari kita hindari ini. Walau satu-dua ada juga konflik suku seperti kerusuhan Sampit dulu misalnya. Namun dalam konteks identitas, agama inilah menurutku yang paling berbahaya kalau “dipantik-pantik”. Daya bakarnya luas. Seperti api yang disiram minyak dari atas,” ujarnya.
Jansen pun mengajak seluruh elemen masyarakat untuk terus menjaga kerukunan beragama yang beragam ini.
“Mari terus kita jaga kerukunan beragama di Indonesia ini. Karena sejak awal bangsa kita ini berdiri memang isinya sudah beragam. Dan bersama keragaman ini jugalah kita akan terus tumbuh. Dengan peran dan kontribusinya masing-masing. Sebagaimana dulu masing-masing yang beragam ini, telah memberi peran, sejarah dan kontribusinya dalam perjuangan mendirikan Negara kita ini,” tukasnya.
(Abn/rilpolitik)