NasionalSerba-serbi

Jadi Peserta Termuda, Alda KCB Ingin Sekolah Islamisasi Sains Pascasarjana UIKA Lahirkan Saintis Muslim Sekelas Ibn Khaldun

2718
×

Jadi Peserta Termuda, Alda KCB Ingin Sekolah Islamisasi Sains Pascasarjana UIKA Lahirkan Saintis Muslim Sekelas Ibn Khaldun

Sebarkan artikel ini
Sekolah Islamisasi Sains Pascasarjana UIKA.

Rilpolitik.com, Bogor – Ketika mendengar kata sains, bayangan banyak orang umumnya langsung tergambar tokoh-tokoh sains dari Barat dengan segala penemuannya. Padahal, dunia sains Barat tidak akan pernah maju tanpa konstribusi para saintis muslim, yang karya-karyanya mengilhami penemuan mereka.

Inilah yang menjadi keprihatinan Parmaera Galda Pratiwi, aktris film religi “Ketika Cinta Bertasbih (KCB)”. Perempuan yang akrab disapa Alda itu prihatin, Islam dan sains seolah menjadi dua kutub yang berlawanan. Sehingga, sangat jarang muncul saintis dari kalangan Islam.

Atas keprihatinan itu, Alda aktif mendorong umat Islam kembali menggeluti sains. Dia sendiri aktif ikut sekolah sains. Terbaru, istri dari Donny M Siradj, profesional muda asal Sumenep Madura ini, mengikuti Sekolah Islamisasi Sains Angkatan ke 5 yang diselenggarakan oleh Pusat Studi Sains Sekolah Pascasarjana UIKA Bogor. Acara tersebut diselenggarakan secara hyibrid di ruang Aula PPS UIKA Bogor dan via Zoom Meeting, Ahad (25/12/2024).

Alda menjadi peserta termuda dalam acara tersebut. Adapun pembicara utama adalah Wakil Direktur Sekolah Pascasarjana Universitas Ibnu Khaldun Bogor ustaz Hendri Tanjung, S.Si., M.M., M.Ag., M.Phil., Ph.D.

“Saya senang mengikuti acara ini. Secara prinsip, saya memang menyukai islamisasi sains, karena memang Islam sangat mendorong lahirnya penemuan-penemuan dalam bidang sains. Lewat acara ini, saya ingin lahirnya Ibnu Khaldun-Ibnu Khaldun baru,” kata Alda.

Pemeran Cut Mala dan runner up grand final audisi KCB itu mengatakan, Ibnu Khaldun adalah saintis muslim yang diakui, bahkan di dunia Barat sekalipun. Sosok Ibnu Khaldun, kata eks penyiar radio itu, harus menjadi inspirasi generasi muda muslim saat ini.

“Dengan menjadikan Ibnu Khaldun sebagai inspirasi dan motivasi, maka generasi muda muslim akan terdorong untuk terus menggali dan berkarya dalam bidang sains,” ujarnya.

Selain itu, tujuan dari belajar Islamisasi sains, kata Alda, juga untuk bekal pengasuhan karena seorang ibu adalah rahim peradaban. Seorang ibu wajib mengerti apa yang sedang terjadi dengan ilmu pengetahuan saat ini.

“Sebab orang tua memiliki gap generation karena perbedaan zaman. Terlebih pada pemikiran-pemikiran ilmu Barat. Jadi untuk menumbuhkan fitrah anak dan membentuk kerangka berpikir mereka sebelum mereka menimba ilmu di jenjang pendidikan formal,” tuturnya.

Adapun ustaz Hendri Tanjung dalam sambutannya menyampaikan peran penting ilmu dalam menghidupkan jiwa seseorang.

“Dengan ilmu akan membangkitkan dan menghidupkan orang sebagaimana yang diterangkan oleh Ibnu Khaldun berdasarkan pengalaman sendiri yang di alaminya. Bahwa yang menghidupkan jiwa seseorang itu adalah dengan ilmu, dengan ilmu itulah juga dia berfikir dan hidup,” ucapnya.

Budaya dan pendidikan pada suatu bangsa adalah dua hal yang tak bisa dipisahkan. Ustaz Hedri Tanjung mengutip perkataan seorang filsuf muslim, Muhammad Iqbal (1877 – 1938) bahwa petingnya pondasi pendidikan yang bersesuaian dengan budaya bangsa itu sendiri.

“Menurut Iqbal bahwa pendidikan adalah sangat penting karena dia adalah budaya suatu bangsa. Antara budaya dan pendidikan tidak bisa dipisahkan. Jangan pinjam ide-ide pendidikan orang lain, karena sadar atau tidak sadar bahwa setiap budaya memiliki perbedaan dan membawa budaya sendiri,” pungkasnya.

Kegiatan ini menyajikan 8 materi, diantaranya Islamic Worldviev (Dr. Wido Supraha, M.Si), Pendidikan Sains Islami (Dr. Wido Supraha, M.Si), Sains: Problem dan Islamisasi (Dr. Syamsuddin Arif, B.Sc., MA), Basis Islamisasi Sains (Dr. Nirwan Syafrin, B.Sc., MA), Ilmu Sosial: Problem dan Islamisasi (Dr. Budi Handrianto, S.Si., M.Pd), Ilmu Ekonomi (Dr. Hendri Tanjung, S.Si., MM., M.Ag., M.Phil), Ilmu Psikologi: Problem dan Islamisasi (Dr. Bagus Riyono, S.Psi., MA), Ilmu Alam: Problem dan Solusi (Dr. Wendi Sarman, M.Si), dan Gerakan Islamisasi Sains Hari Ini (Dr. Ugi Suharto, B.Sc., M.EC).

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *