NasionalPolitik

Guru Besar UNAIR: Jokowi Harusnya Jadi Contoh Bagi Masa Depan Demokrasi

5545
×

Guru Besar UNAIR: Jokowi Harusnya Jadi Contoh Bagi Masa Depan Demokrasi

Sebarkan artikel ini
Guru Besar UNAIR Surabaya, Prof Henri Subiakto.

Rilpolitik.com, Jakarta – Guru Besar Ilmu Komunikasi Universitas Airlangga (UNAIR) Surabaya, Prof Henri Subiakto mengatakan Presiden Joko Widodo seharusnya menjadi role model bagi keberlangsungan demokrasi. Sebab, Jokowi merupakan pemimpin produk demokrasi.

Pernyataan tersebut disampaikan merespon praktik politik dinasti Jokowi menjelang akhir masa jabatannya di periode kedua sebagai presiden.

“Pak Jokowi yang sebenarnya merupakan pemimpin yang “lahir dan besar” karena proses Demokrasi, menjadi pemimpin berkat kondisi hasil reformasi, harusnya konsisten memberi contoh untuk masa depan demokrasi,” kata Henri dikutip dari akun X-nya pada Minggu (19/11/2023).

Henri menyayangkan Jokowi ternyata begitu cepat membangun politik dinasti. Alih-alih menjadi contoh penegakan demokrasi dan cita-cita reformasi, Jokowi justru melakukan pembegalan terhadap demokrasi.

“Di akhir masa pemerintahannya, (Jokowi) justru juga membangun politik dinasti dengan cara yangg lebih ngeri. Menabrak etika bernegara, memanfaatkan lembaga negara, hingga ketua MK yang merupakan adik iparnya harus diberhentikan oleh sidang MKMK karena terbukti melakukan pelanggaran berat etika,” ujar dia.

“Inilah point penting perusakan demokrasi, pasca reformasi yang harus disikapi dengan tegas, sekaligus hati hati,” tukasnya.

Diketahui, putra sulung Presiden Jokowi, Gibran Rakabuming Raka maju sebagai Calon Wakil Presiden (Cawapres) pendamping Prabowo Subianto pada Pilpres 2024.

Majunya Gibran ini diwarnai kongkalikong putusan Mahkamah Konstitusi (MK) terkait syarat usia Capres-Cawapres yang berujung pada pemecatan paman Gibran, Anwar Usman dari posisi Ketua MK melalui sidang Majelis Kehormatan Mahkamah Konstitusi (MKMK).

Putusan MKMK memecat Anwar Usman itu semakin memperkuat persepsi publik bahwa Jokowi sedang berupaya membangun politik dinasti.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *