JAKARTA, Rilpolitik.com – Pengamat politik Rustam Ibrahim mengomentari gagalnya Partai Solidaritas Indonesia (PSI) lolos ke Senayan pada Pemilu 2024.
Menurutnya, kegagalan PSI menembus ambang batas parlemen atau parliamentary threshold (PT) 4 persen akan berpengaruh terhadap posisi tawar Presiden Jokowi dalam percaturan politik Indonesia ke depan.
Bahkan, kegalalan PSI ini bisa menjadi awal berakhirnya peran politik Jokowi di Indonesia setelah lengser dari kursi presiden 20 Oktober mendatang.
“Dengan tidak lolosnya @psi_id apakah ini menjadi awal berakhirnya peran politik Jokowi?” kata Rustam melalui unggahnnya di X pada Kamis (21/3/2024).
Jokowi, kata Rustam, tidak akan bisa kembali ikut campur dalam perpolitikan Indonesia tanpa kendaraan politik.
Sebagai info, PSI saat ini dipimpin oleh anak bungsu Jokowi, Kaesang Pangarep. Dia menjadi ketua umum setelah 3 hari menjadi kader.
“Tanpa kendaraan partai akan sulit bagi Jokowi & keluarga untuk cawe-cawe dalam politik,” ujarnya.
Terlebih, lanjutnya, semua kekuatan Jokowi saat menjadi presiden otomatis runtuh setelah pensiun.
“Setelah pensiun dari Presiden, seluruh ASN/TNI/Polri tentu sepenuhnya di bawah kendali Presiden Prabowo,” pungkasnya.
Diketahui, PSI hanya mampu meraih 2,80 persen suara sah nasional atau setara 4.260.169 suara.
Berdasarkan Pasal 414 Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2017 tentang Pemilu disebutkan syarat partai politik lolos parlemen adalah memenuhi ambang batas parlemen yakni minimal 4% suara nasional.
(War/rilpolitik)