Rilpolitik.com, Jakarta – Prof Jimly Asshiddiqie tak bisa menahan emosinya saat menghadapi kritikan netizen terkait dengan sikap politiknya pada Pilpres 2024 dikaitkan dengan posisinya sebagai anggota Majelis Kehormatan Mahkamah Konstitusi (MKMK).
Netizen menyoroti sikap politik Jimly yang mendukung Prabowo Subianto sebagai Capres 2024. Hal itu berujung pada keraguan netizen akan netralitas Jimly saat memeriksa laporan dugaan pelanggaran kode etik hakim konstitusi terkait putusan batas capres-cawapres.
Hal tersebut berawal dari tanggapan Jimly yang tidak terima dengan pernyataan Cawapres Mahfud MD yang meragukan kredibilitas MKMK. Dalam tanggapannya itu, Jimly menyebut pernyataan Mahfud tak pantas dan tak beradab.
Sontak saja, tanggapan Jimly di Twitter itu langsung mendapat respon dari pendukung Capres Ganjar Pranowo. Mereka membongkar jejak digital pernyataan Jimly yang mendukung Prabowo Subianto sebagai capres 2024 pada awal Mei 2023.
Komentar yang membuat Jimly mengeluarkan kata-kata tak pantas adalah saat ada netizen yang mempertanyakan sikap Jimly yang begitu emosional merespon Mahfud yang meragukan kredibilitas MKMK.
Netizen mengaku heran dengan Jimly yang merasa tersindir atas pernyataan Mahfud. Padahal menurutnya, Mahfud MD dalam pernyataannya menggunakan diksi “terkadang” yang menunjukkan makna tak selalu benar.
“Tapi bapak kok merasa tersindir? Jangan-jangan?” tulis akun @SinyoTumiwa.
Di situlah Jimly menjawab dengan kata tak pantas dengan menyebut nama binatang. “Anjing,” tulis Jimly.
Namun, Jimly buru-buru menghapus balasannya itu karena mungkin khawatir bisa blunder buat dirinya sendiri.
Sayangnya, kata tak pantas dari Jimly sudah terlanjur di-screenshoot oleh netizen dan sudah menyabar kemana-kemana. Salah satunya diunggah oleh akun @yusuf_dumdum.
Dalam unggahannya itu, Yusuf mengunggah tangkapan layar dari cuitan Jimly.
“Wah wah wah pak @JimlyAs sudah emosi begini. Abis dilantik paman jadi majelis kehormatan MK kok malah begini. Apa masih ada yg kurang kotak kardusnya?” kata Yusuf disertai dengan emoticon tertawa.
Sebelumnya, Mahfud MD mengingatkan publik untuk tidak terlalu optimis dengan pembentukan MKMK. Sebab, majelis terkadang bisa dibeli dan direkayasa.
“Jangan terlalu optimis juga karena kadang kala siapa yang akan menjadi majelis itu terkadang bisa dibeli dan bisa direkayasa juga. Kamu yang jadi, kamu yang jadi, kamu yang jadi. Keputusan ini bisa saja terjadi jika situasi pengembangan dan pemenuhan hukum masih seperti sekarang,” kata Mahfud di Jakarta Selatan pada Senin (23/10/2023).
Merespon pernyataan tersebut, Jimly menyebut Mahfud tak beradab. Ia mengaku kasian dengan pria asal Madura itu.
“Kalau benar ini sangat kasihan, tidak beradab. Sangat tidak pantas masih terus saja jadi pengamat & komentator,” ujarnya.
(Abn/Rilpolitik)