Rilpolitik.com, Jakarta – Wakil Sekretaris Jenderal Partai Demokrat Jansen Sitindaon menegaskan Ketua Umumnya, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) telah membalas surat tulisan tangan Anies Baswedan yang meminta kesediaan AHY untuk menjadi Cawapres pendampingnya pada Pilpres 2024.
Menurut Jansen, AHY membalas surat Anies dalam bentuk tulisan tangan juga di hari yang sama, yaitu 25 Agustus 2023, yang pada intinya menerima pinangan tersebut.
“Saya sudah lihat langsung suratnya. Pada waktunya jika dibutuhkan bisa juga kami sampaikan ke publik. Walau melihat keadaan sekarang sebenarnya tidak perlu lagi,” kata Jansen melalui akun X resminya, @jansen_jsp pada Sabtu (1/9/2023).
Jansen menuturkan, Anies tidak hanya sekali mengajak AHY untuk menjadi wakilnya pada Pilpres 2024 baik secara lisan maupun tulisan. Pada 14 Juni 2023, katanya, Anies juga sudah pernah menyampaikan hal serupa.
“Di luar 2 tanggal di atas, mas Anies juga pernah bawa nama guru spiritual dan Ibunya, yang disampaikan ke mas AHY: “menyarankan agar segera mas Anies berpasangan dengan mas AHY”. Di bulan Januari 2023 mas Anies juga menyampaikan ke mas AHY mari kita “menjemput takdir” bersama dll,” beber Jansen.
“Jadi secara lisan dan tertulis, mas Anies sebenarnya sudah berkali-kali menyampaikan/memutuskan memilih mas AHY jadi wakilnya. Dari penyampaian lisan 14 Juni 2023 sampai tertulis 25 Agustus 2023 (yg suratnya terlampir dibawah). Yg kemudian beliau hianati sendiri,” tuturnya.
Namun, lanjut Jansen, komitmen bersama yang sudah terjalin selama setahun belakangan ini justru rusak gara-gara kesepakatan 1×24 jam yang dilakukan secara sepihak.
“Inilah kesepakatan pintu belakang. “Back door”. Yang jauh dari etika dan proses “decision making” yang kita jaga dan jalankan selama 1 tahun ini di koalisi perubahan. Jika ada nama dibahas/digodok di tim 8 yg sudah dibentuk 3 partai. Jadi ini bukan sekedar soal nama yang dipilih saja (yang harus masuk dalam 5 kriteria yang telah ditentukan oleh jenengan sendiri, termasuk syarat terbaru 0: di mana tidak punya beban masa lalu dan berani serta semangatnya perubahan), namun juga soal proses sampainya pada pilihan itu,” jelas Jansen.
Sebelumnya, Partai Demokrat membongkar bahwa Anies Baswedan setuju diduetkan dengan Ketum PKB Muhaimin Iskandar alias Cak Imin sebagai pasangan Capres dan Cawapres. Keputusan itu, menurut Demokrat, dilakukan secara sepihak bersama Ketum Partai Nasdem Surya Paloh.
Keputusan itu direspons keras oleh Demokrat. Mereka menarik dukungan dari Anies karena Agus Harimurti Yudhoyono batal dijadikan cawapres.
(Abn/Rilpolitik)