DaerahSerba-serbi

Bermodal Rp100 Ribu dan GPS, Dua Bocah SD Asal Madura Nekat ke Jakarta Naik Motor, Diamankan Polisi di Semarang

9777
×

Bermodal Rp100 Ribu dan GPS, Dua Bocah SD Asal Madura Nekat ke Jakarta Naik Motor, Diamankan Polisi di Semarang

Sebarkan artikel ini
Dua bocah SD asal Madura diamankan polisi di Tengaran, Semarang, Jawa Tengah.

Rilpolitik.com, Sampang – Dua bocah Sekolah Dasar (SD) asal Madura berinisial D dan MZ viral menjadi perbincangan publik. Pasalnya, dua bocah asal Kabupaten Sampang itu nekat pergi ke Jakarta dengan mengendarai sepeda motor.

Dengan bermodal uang seratus ribu rupiah hasil pinjam dari tetangganya, kedua bocah itu berboncengan sepeda motor berencana berangkat ke Ibu Kota untuk bertemu dengan kawannya.

Perjalanan D dan MZ dihentikan polisi di jalan raya Salatiga, tepatnya di wilayah Tengaran, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah. Polisi menghentikan kendaraan kedua bocah tersebut karena tidak menggunakan helm dan menerobos rambu-rambu jalan raya.

Dari situ kemudian terungkap bahwa kedua bocah itu berasal dari Madura yang hendak ke Jakarta berjumpa dengan kawannya.

Keduanya berangkat dari Madura menuju Jakarta pada Minggu (19/11/2023) sore sekitar pukul 13.00 WIB. Hebatnya, bocah berusia 2 tahun itu nekat ke Jakarta dengan dibantu aplikasi penunjuk arah atau GPS.

“Saya berjalan pakai sepeda motor pakai Google Maps (GPS). Baru pertama kali saya keluar kota. Selama perjalanan bergantian pakai sepeda motor, tanpa bertemu sama polisi,” kata Bocah D, Selasa (21/11/2023).

Tak ada pakaian ganti yang mereka bawa, kecuali baju yang melekat di tubuh mereka, berupa kaos oblong, celana pendek, serta sandal jepit.

Dengan bekal uang Rp100 ribu, kedua bocah ini berusaha menghemat dan hanya membeli mie instan ketika lapar.

Saat diamankan polisi, uang sakunya itu hanya tersisa Rp10 ribu saja. “Uang yang Rp 100 ribu itu juga kami buat untuk beli bensin dan saat kami diamankan Polisi, sisa uang tinggal Rp 10 ribu,” ucap D dengan polosnya.

Pihak keluarga di Madura baru menyadari keberadaan anak-anak mereka setelah mendapat telepon dari kepolisian Tengaran.

Jauhari keluarga bocah (MZ) menyampaikan, dirinya sempat tidak percaya saat mendapat telepon dari petugas kepolisian Tengaran tentang keberadaan anaknya. Ia mengaku khawatir penelpon pelaku penipuan.

“Saya minta kirim foto dan video. Setelah dikirim foto dan video, ternyata benar MZ berada di Jawa Tengah. Tak berfikir panjang, lalu mengajak teman untuk menjemputnya ke Jawa Tengah,” ucapnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *